~ Aku ingin memilikimu, dan kuharap kamu pun sama ~
•••
Jam istirahat menjadi waktu Daffa untuk bisa mengobrol dengan Cinta lebih banyak. Tapi, reaksi gadis itu berbanding terbalik dengan Daffa.
"Mau ke kantin bareng?" ajak Daffa antusias.
"Apa lo mau di kelas aja?" Melihat Cinta membelakanginya dan menggeleng membuat Daffa tidak menyerah.
"Atau lo mau gue beliin makanan di kantin?"
Cinta tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang meluncur mulut Daffa. Meletakan kepala dengan malas di atas tumpukan buku yang tersusun di atas meja, Cinta mendengus kesal.
Bukan hanya Cinta. Tapi, dua pria yang tengah berdiri di ambang pintu itupun ikut bingung.
"Apa Daffa jadi suka sama Cinta? Tuh, anak kesambet apa?" tanya Ujang penasaran. Baru kali ini, Daffa yang merupakan fans berat mie ayam Bu Ijah, menolak ditraktir oleh Ujang.
"Nggak mungkinlah! Gue lebih percaya teori bumi datar daripada Daffa suka tuh cewek." Rendy menjawab. Jika, Ujang melihat perilaku Daffa pada Cinta sebelum-sebelumnya. Jelas, Ujang tidak akan berpikir demikian.
"Dari pada ngomongin Daffa. Mending ... kita ke kantin aja, Ren. Udah laper banget cacing-cacing manja di perut gue." Ujang berjalan lebih dulu, disusul Rendy setelahnya.
•••
Amelda tersenyum melihat Ujang dan Rendy yang tiba di kantin. Melihat dua orang itu duduk di tempat yang mereka biasa tempati, sudut bibir gadis itu turun. Wajah cantik itu kembali datar, merengut kesal.
"Lagi nyariin Daffa?" tebak Shasa, menyadari sikap tidak biasa Amelda. Sahabatnya itu celingak-celinguk ke arah meja yang ditempati oleh Ujang dan Rendy.
"Tumben, dia nggak kelihatan."
"Lo nggak tahu, Mel?" Miranda menatap Amelda dan Shasa. Tidak biasanya, dua orang itu ketinggalan berita.
"Tahu apa?" Kening Amelda berkerut.
"Daffa berantem sama Arsya kemarin. Cuman Daffa kalah, bonyok dia."
"Ehhh, seriusan? Kok, gue sebagai tukang gosip di Smartly nggak tahu sama sekali?" Shasa terlihat syok, bukan syok dengan berita tersebut. Tapi, karena ia tidak tahu apapun. Untuk pertama kalinya, Shasa ketinggalan berita.
"Beneran itu, Mir?" tanya Amelda masih terlihat tenang. Namun, tidak bisa berbohong bahwa ia sangat cemas sekarang. "Daffa baik-baik aja, kan?"
"Tanya sama mereka coba. Gue nggak sedekat itu sama Daffa." Miranda menunjuk meja Rendy dan Ujang dengan mulut manyunnya.
"BENERAN, DONG!" Shasa bangkit dari kursinya. Menunjukan beberapa foto buram yang diambil secara diam-diam.
Di mana wajah Daffa dan Arsya terlihat menegang sama sekali. Selain itu, wajah penuh luka Daffa yang berdarah menjadi kebenaran atas kabar angin itu. Bahwa perkelahian antara Daffa dan Arsya benar terjadi.
"Dia Arsya yang Ketua Osis itu, kan?" tanya Amelda memastikan.
"Iya. Ada masalah apa mereka, sampai dua orang taat aturan berantem sebegitunya?" Miranda menatap Amelda yang kelihatan diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED)
FanficSeperti semesta yang mempertemukan dua insan berbeda, menyatu dalam langit dan hangatnya mentari. Apa semuanya dapat berubah, jika Daffa tidak bertemu Cinta hari itu? Dunia Cinta berubah jadi lebih menarik, sejak pertemuannya dengan pria menawan be...