~ Adakah lagi alasan untuk bertemu? ~
•••
Setelah selesai menjalankan hukuman karena keterlambatannya pagi ini. Cinta dan Daffa berjalan dengan jarak berjauhan menuju kelas mereka yang kebetulan sama.
Cinta berjalan beberapa meter di depan, sementara Daffa mengekori di belakang. Entah sengaja, atau karena Cinta yang melangkah begitu cepat.
Tubuh Cinta berhenti, mematung di depan lorong utama. Beberapa orang terlihat berggerombol di depan mading, hingga menghalangi jalan.
"Mereka ngelihatin apaan?" tanya Cinta ingin tahu. Namun, banyaknya orang yang memenuhi mading, membuat Cinta malas mencari tahu dan berdesakan.
"Paling pemberitahuan untuk kemah sehari semalam anak kelas dua belas."
Suara napas yang berhembus tepat di telinga, berhasil membuat Cinta menegang di tempat, bahkan bulu kuduknya masih berdiri saat ini.
"Nggak jelas! Cinta lagi nggak bicara sama kamu, ya."
"Gue cuman ngasih tahu."
"Terserah, deh!" Cinta membalikan badan, memilih jalan memutar menuju kelas. Cinta menoleh ke belakang sebentar, ia lega karena Daffa tidak mengikutinya lagi.
•••
Seperti biasa, tempat kumpul tiga sejoli itu adalah kantin. Tempat paling nyaman, untuk ngobrol santai bahkan berisik sekali pun. Sekaligus, merupakan tempat terbaik untuk mengisi kekosongan perut.
"Bukannya lo hari ini datang lebih pagi dari gue. Kok, bisa-bisanya lo dihukum karena terlambat dan nggak ikut ucapara?!" Siapa lagi yang bertanya seperti itu, jika bukan Rendy alias teman sebangkunya sendiri.
Daffa mengaduk es kelapa gula aren itu nikmat, menyeruput perlahan untuk menghilangkan dahaga.
"Ada yang ketinggalan." Daffa mengarang jawaban asal.
"Ahh, masa sih?" tanya Rendy sengaja memancing. Ia mengambil es batu, lalu mengunyah benda dingin itu kasar.
"Gaje, lo!" ketus Daffa.
"Pasti karena, Amelda, kan?" tebak Rendy tidak berdasar. Ia hanya menyampaikan unek-unek dalam kepalanya.
Muncul tanda tanya besar di kepala Daffa. Ia tidak mengerti, kenapa Rendy malah menghubungkan dirinya dengan gadis paling terkenal di Smartly itu?
"Ngaco," bantah Daffa cepat.
Mengabaikan jawaban Daffa. Rendy masih teguh pendirian. "Habisnya ... gue lihat Amelda juga nggak ikutan upacara." Sebelah mata Rendy menyipit curiga pada sang sahabat. Daffa terlihat aneh, seperti ada sesuatu yang sedang ia tutupi. "Itu alasan lo doang, kan? Tapi, sebenarnya lo pasti di UKS nemenin Amelda. Lo santai aja, gue tahu, kok!
Sok tahu! Daffa berteriak dalam hati, sekaligus menertawakan terkaan Rendy yang amburadul itu.
Ujang kembali, membawa nampan berisi tiga porsi mie ayam tanpa sayur favorite mereka bertiga.
"Kemarin gue kasih nomor Daffa ke Shasa, Shasa ngasih ke Amelda. Lo sama Amelda teleponan, kan?" tanya Ujang mencoba masuk ke percakapan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED)
FanficSeperti semesta yang mempertemukan dua insan berbeda, menyatu dalam langit dan hangatnya mentari. Apa semuanya dapat berubah, jika Daffa tidak bertemu Cinta hari itu? Dunia Cinta berubah jadi lebih menarik, sejak pertemuannya dengan pria menawan be...