Melbourne,
AustraliaSuasana jalanan sangat ramai, ditambah lagi dengan beberapa mobil pemadam kebakaran yang terlihat berusaha memadamkan api yang terus berkobar.
Mereka yang berada di depan gedung sangat panik, terlebih saat tahu pimpinan mereka masih terjebak di dalamnya. Hanya doa yang mereka panjatkan, berharap pimpinan mereka keluar dengan selamat.
"Teruslah berdoa, karena berapa banyak doa yang kalian panjatkan tidak akan merubah takdir seseorang" seorang gadis terlihat melihat kejadian tersebut dari jauh. Bahkan tubuhnya yang dibalut mantel hitam, menyatu dengan kegelapan.
Tidak ada yang menyadari, jika akar dari permasalahan tersebut adalah dirinya. Ia menyeringai, tugasnya sudah selesai.
Mau api itu nantinya akan berhasil di padamkan ataupun tidak, itu bukanlah hal penting bagi dirinya. Karena targetnya sudah mati bahkan sebelum api tersebut berkobar.
"Mr. Smith, saya pastikan akan mengirimkan anda karangan bunga sebagai bela sungkawa dan permintaan maaf,"
"karena telah membunuh anda!"
Setelahnya ia berbalik dan meninggalkan gedung yang sudah hangus tersebut.
◇◇◇
Seoul,
Korea Selatan
"Sshh.. ahh!""Slowly pleasehh!"
"Astaga! Dari banyaknya ruangan yang kedap suara disini, mengapa harus toilet?! Dan.. Mengapa harus toilet wanita!? Ah sial!" Meski merasa terganggu. Namun, wanita dengan rambut pirang tersebut tetap melanjutkan kegiatan mencuci tangannya.
Setelahnya ia melangkah pergi, meninggalkan suara-suara yang terdengar menggelikan tersebut.
Dor! Dor! Dor!
Rosè menghentikan langkahnya. Sorot matanya terpaku pada kaca tembus pandang di depan. Sosok pria dengan tubuh proporsional dan kaos hitam yang melekat, berhasil mengalihkan perhatiannya.
"Perfect!" Ujarnya ketika melihat 3 peluru tersebut tepat sasaran.
"Ah maaf untuk tadi Rosè! Aku benar-benar tidak bisa menahannya."
Pandangan Rosè pun seketika teralih. Ia mengangguk kecil, menerima permintaan maaf dari pria yang terlihat acak-acakan di sampingnya itu. "Tenang saja Jung, aku tahu jika kau adalah pria yang kelebihan hormon"
Jungkook tertawa kecil, matanya kemudian ikut melihat obyek yang sedang diperhatikan oleh Rosè.
"Jaehyun memang selalu sempurna dalam hal menembak" Jungkook menyeletuk.
"Benar! Ah.. aku ingin sekali satu misi dengan nya!" Sahut Rosè seraya mempautkan bibirnya.
"Karena dia hebat.. atau karena kau menyukainya?" Tanya Jungkook seraya menaik turunkan alisnya.
"Dua-duanya!" Setelahnya Rosè tertawa diikuti oleh Jungkook.
Tawa mereka melirih, ketika melihat sosok pria yang sedari tadi mereka perhatikan mendekat.
"Bukankah kalian di suruh untuk berkumpul?" Dia menaikan sebelah alisnya.
"Ah iya aku lupa!" Jungkook segera pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...