Seorang wanita dengan jas dokter yang masih melekat, melemparkan tubuhnya ke kursi kerjanya dengan lelah. Dia memijat pelan keningnya, sesekali menghela napas panjang.
"Huh.. haruskah aku berterima kasih atau marah kepadamu, Tuhan?"
Mata cantik itu perlahan tertutup, sebelum telinganya menangkap suara pintu yang terbuka yang mengharuskannya kembali sadar.
"Apa aku mengganggumu?"
Suara halus dari seseorang memaksakan kedua bibir Somi terangkat. Perlahan kepalanya menggeleng, lalu mempersilahkan orang itu untuk duduk.
"Aku membawakan kopi untukmu, terima kasih karena sudah membantuku tadi"
Somi menerima uluran kopi tersebut dan meminumnya. "Bukan masalah"
Soobin terlihat terdiam beberapa saat, seperti sedang menimbang-nimbang pertanyaan yang akan ia lontarkan.
"Ada apa?" Tanya Somi menyadari kebimbangan dari pria di depannya.
"Pria tadi... apa kau mengenalnya?" cicit Soobin.
Somi mengangguk kecil lalu meletakan gelas kopinya ke atas meja. "Hm. Dia sepupuku. Apakah dia mengganggumu?" Tanyanya lagi.
Sontak Soobin langsung menggeleng. "Tidak. Hanya saja auranya sungguh menakutkan!"
Somi tersenyum kecil. "Apakah pasien yang kau tangani sudah sadar?"
Soobin mengangguk. "Sudah. Untuk luka yang dialami sungguh mengejutkan jika dia bisa sadar secepat ini" ungkapnya.
"Dia sudah terbiasa dengan luka seperti itu" jawab Somi seraya menyeruput kembali kopinya.
"Apa dia sepupumu juga?" Tanya Soobin.
Somi menghentikan kegiatan minumnya sebentar lalu melanjutkannya kembali dan meletakan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja. "Dia kakakku, oppa-ku" bibirnya tersenyum kecil.
"Whoah! Pria itu kakakmu? Kakakmu kerja apa hingga mendapatkan luka tembak dan sayatan secara bersamaan?" Tanya Soobin bingung.
"Dia..."
Ucapan Somi terputus ketika pintu ruangannya dibuka secara paksa. Terlihat seorang pria berjalan tergesa-gesa ke arahnya.
Tanpa aba-aba pria dengan balutan perban di tubuhnya itu, memeluk Somi dengan erat. Tersirat kerinduan yang mendalam dalam dekapan yang dia berikan, membuat Somi tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berkaca-kaca.
"How are you, my little princess?" Suara lirih dari pria itu berhasil membuat dada Somi bergemuruh. Dia ingin memeluk pria itu dengan erat. Ingin meluapkan semua keluhannya. Tapi, sesuatu menghalangi semua niatnya itu.
"Aku baik."
Datar dan dingin dari nada yang terdengar sukses membuat Jungkook melepaskan pelukannya dengan bingung. Ia menatap adiknya itu dengan tidak percaya.
"Somi?"
"Jika kalian sudah selesai di sini, kembalilah!" Somi meraih jas dokternya lalu menggandeng tangan Soobin untuk ikut keluar.
Jungkook menatap punggung adiknya yang hilang di balik pintu dengan pilu. Dengan lirih dia berujar pelan.
"Maaf."
◇◇◇
"Misi kita di sini sudah selesai!"
Rosè melirik Jungkook dan Jaehyun secara bergantian lalu mengangguk kecil. "Bagaimana jika kita mengakhirinya dengan pesta alkohol?" Tawarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...