Ruangan kembali gelap, mulut kembali tertutup dan tubuh kembali terikat. Akankah seorang Rosèanne Park menyerah?
Tidak.
Perempuan itu menyeringai kecil ketika mendengar bunyi pintu yang tertutup dan suara langkah yang menjauh. Ia melemaskan tangannya yang seketika membuat ikatan di tangannya sedikit mengendur. Lalu secara perlahan mengeluarkan pisau kecil yang sedari tadi digenggamnya dan menggunakannya untuk memotong jeratan tersebut.
Setelah ikatan erat di tangannya terlepas, Rosè melanjutkan dengan mengeluarkan dirinya dari tali yang membelit, melepaskan kain di mulutnya, serta tidak lupa memotong lilitan tali di kakinya.
Rosè langsung bangkit dan melakukan peregangan sesaat pada tubuhnya yang terasa kaku. Lalu menatap penuh bingung pada sebilah pisau di tangannya.
Bagaimana perempuan itu mendapatkannya? Rosè pun bingung bagaimana hal ini bisa terjadi. Terlebih saat tahu siapa yang berusaha memberikannya benda tajam tersebut secara diam-diam.
"Nyatanya, kedua saudara sepupu itu sama-sama memiliki pemikiran yang sulit untuk ditebak!" Rosè mendengus lalu menyimpan pisau tersebut pada saku belakang celananya.
"Aku tidak tahu sebenarnya apa tujuanmu melakukan semua ini Jung, tapi terimakasih untuk bantuannya!" Rosè berjalan mengendap-endap ke arah pintu. Diraihnya gagang berkarat tersebut dan sekali hentakan pintu tersebut terbuka.
"Tidak terkunci? Aneh sekali! Apa ini adalah jebakan? Ck, mati saja kau Jeon Jungkook!!"
◇◇◇
Kesan mewah dan elegan yang biasa terpancar pada bangunan kasino tersebut kini berganti menjadi menyeramkan. Dengan bunyi tembakan yang bersahut-sahutan serta perkelahian yang cukup membuat seisi kasino menjadi porak-poranda.
Jaehyun cukup kesulitan menangani semuanya, terlebih pihaknya saat ini kalah jumlah dengan pihak lawan.
Srett!
Hampir saja nyawa Jaehyun melayang dengan tembakan tanpa suara yang kemungkinan dari sniper di luar sana. Untungnya peluru tersebut hanya menggores pipi kiri Jaehyun yang sialnya malah membuat pesona seorang Jung Jaehyun bertambah karena garis luka tersebut.
"Ada berapa sniper?" Tanya Jaehyun melalui earphone-nya.
"Ada sekitar 5 sniper yang dapat diprediksi, Tuan Muda"
"Di mana titiknya?" Belum sempat mendapatkan jawabannya, earphone yang digunakan Jaehyun bermasalah. Dan secara tiba-tiba sambungan mereka terputus setelah beberapa suara Yerim terdengar terpotong-potong.
"Sial!!" Jaehyun melepaskan earphone miliknya kemudian membuang benda mungil tersebut secara sembarang.
Sistem mereka kembali diretas, dan Jaehyun sangat yakin pelakunya adalah seseorang yang bergabung bahkan sangat dekat dengan Organisasi. Karena setelah perubahan keamanan yang telah dia lakukan, hanya segelintir orang saja yang dapat mengakses sistem mereka.
Saat hendak menghindari orang yang berusaha menembaknya, sebuah pisau kecil secara tiba-tiba melayang, menusuk tepat di mata orang itu.
"Gotcha!"
Jaehyun langsung menoleh ke belakang, mendapati sang pemilik suara yang sangat tidak asing bagi dirinya. Perempuan yang sedari tadi dicari keberadaannya oleh dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...