"Jika kau ingin adikmu baik-baik saja, maka bunuh dia Jeon Jungkook!"
"Fuck!" Rosé berumpat keras ketika melihat arah yang ditunjukan oleh Mr. Jeon.
Sedangkan Jaehyun terlihat menerka apa yang tengah terjadi sembari menahan rasa pusing yang masih ada.
"Papa tidak sedang bercanda, bukan?" Jungkook menatap sang ayah dengan terkejut.
"Kapan Papa terlihat bercanda Jungkook? Jika ingin adikmu selamat, maka lakukan dengan cepat!" jawab sang ayah.
"Tuan Jeon! Jaehyun adalah keponakan anda sendiri!! Bagaimana bisa anda berpikir seperti itu!?" Rosé mengerang. Dia merasa terkejut dengan pemikiran pria paruh baya itu. Meski dalam otaknya bertanya-tanya alasan dari pria itu melakukan semua ini.
Terutama rencana pembunuhan kepada keponakan tersayangnya sendiri.
Mr. Jeon terlihat tertawa lirih lalu menatap sang keponakan dengan lurus.
"Sebenarnya Paman tidak ingin melakukan hal ini Jaehyun"
Jaehyun mengernyitkan dahinya, beberapa puzzle sedang dia terapkan. Apakah dia adalah pemeran utamanya sekarang? Apakah orang yang dimaksud pamannya untuk dibunuh adalah dirinya? Persetan dengan kain yang menutupi kedua matanya, kini Jaehyun hanya bisa menerka-nerka apa yang tengah terjadi.
"Namun, apa boleh buat, Paman harus melakukannya. Jika bukan karena Kakekmu maka Paman tidak akan bertindak sejauh ini!"
"Mungkin sampai sekarang kau hanya tahu penyebab kematian orang tuamu adalah karena dibunuh oleh musuh. Kau tidak tau di balik itu semua ada sebuah rencana yang tersusun rapi" lanjutnya.
Jaehyun mengernyit bingung. "Maksud paman?"
"Paman akan menceritakan sebuah kisah panjang yang mungkin akan membuatmu sedikit mengerti"
Mr. Jeon menggerakan tubuhnya mencari posisi duduk yang nyaman. Dengan tangan bertengger di kedua sisi kursi.
"Paman akan memulainya dengan kelahiran putri kedua kakekmu, yang tak lain adalah ibumu, Jaehyun" Mr. Jeon menjeda kalimatnya.
"Saat itu, karena banyak masalah yang tengah menimpa organisasi dan kebringasan dari para musuh yang ingin menghancurkan kakekmu, nenekmu lah yang menjadi korbannya. Setelah melahirkan ibumu, nenekmu dinyatakan meninggal karena pendarahan yang hebat" lanjutnya seraya mengambil napas panjang.
"Kelahiran anak perempuan lagi setelah ibu Jungkook, membuat organisasi mengerang. Mereka menentang jika kakekmu memutuskan untuk menjadikan salah satu putrinya nanti pewaris sedangkan mereka hanya akan menerima seorang pewaris laki-laki"
"Kematian nenekmu, pemberontakan organisasi dan serangan dari musuh yang tidak kunjung berhenti membuat kakekmu menjadi kacau dan stress"
"Sampai akhirnya sebuah ide pun tercetus dari mulutnya, yaitu melahirkan sebuah pewaris baru, pewaris yang nantinya akan membawa perubahan baru pada organisasi"
"Berbekal janji kepada anggotanya, yaitu akan menjabat sebagai Don sampai salah satu putrinya menikah dan melahirkan anak laki-laki yang nantinya akan menjadi pewaris sekaligus Don baru yang akan membawa perubahan pada organisasi, organisasi pun sejak saat itu menjadi tenang kembali"
"Mereka sangat berharap pewaris berikutnya benar-benar membawa perubahan pada organisasi"
"Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Ibu kalian telah menikah dan sama-sama sedang mengandung. Kegaduhan organisasi pun kembali terjadi, mereka meminta keputusan kakek untuk memilih jikalau nanti saat waktu melahirkan tiba, kedua putrinya sama-sama melahirkan seorang putra maka putra siapa yang akan dipilih untuk menjadi pewaris selanjutnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...