"Datang ke rumahku saja!"
"Oke. Aku akan segera sampai!"
Rosé mematikan sambungan secara sepihak lalu menyimpan ponselnya pada dashboard mobil. Ia memutar setirnya langsung dan mengubah arah tujuannya.
Tujuannya sekarang adalah rumah Mingyu.
Ia harus memastikan semuanya terlebih dahulu. Ia tidak boleh terburu-buru mengambil keputusan.
Rosé segera memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Mingyu. Itu adalah rumah yang di berikan organisasi atas kesetiaannya dan kerja kerasnya.
Rosé kemudian memasuki rumah berlantai dua tersebut. Terlihat sangat kosong karena rumah bergaya modern tersebut hanya berisi dua orang yang salah satunya adalah pembantu suruhan yang akan datang jika dibutuhkan.
Itulah mengapa, Mingyu sering menghabiskan waktunya di gedung organisasi ketimbang di rumahnya sendiri.
"Kim Mingyu?" suara Rosé terdengar menggema di seluruh penjuru rumah.
"Aku di sini!" Mingyu melambaikan tangannya dari arah dapur yang membuat Rosé berjalan menghampiri.
Shit! Rosé mengumpat dalam hati ketika melihat penampilan Mingyu sekarang. Pria itu hanya mengenakan celana pendek se-paha dan tanpa atasan, membuat perutnya yang berotot itu terekspose dengan sangat jelas.
Namun, yang menjadi perhatian Rosé sekarang adalah bekas jahitan yang berada di perut pria itu. Bekas itu terlihat sangat lama dan hampir memudar. Bisa Rosé pastikan itu terjadi bertahun-tahun yang lalu.
"Kau ingin merasakannya?"
Suara dari Mingyu membuat Rosé lantas mendongak, pria itu terlihat menaik turunkan alisnya seperti sedang menggoda Rosé. Jangan lupakan juga senyuman menyebalkan yang terpatri di bibirnya.
Rosé mendengus lalu memutar bola matanya dengan malas. "Aku tidak tertarik!"
"Tapi, sedari tadi kau terus memandangnya Roséanne Park" Mingyu mendekat lalu mengurung tubuh mungil perempuan itu dengan kedua tangannya.
"Aku hanya tertarik dengan bekas luka ini!" Rosé menggerakan jarinya untuk menelusuri bekas luka tersebut.
"Ahh.. Rosé, kau sedang menggodaku!?" Mingyu semakin mendekatkan tubuhnya membuat Rosé langsung menarik tangannya dan menahan dada bidang pria itu.
"Aku tidak masalah jika kau ingin bermain di sini. Dapur adalah tempat yang sangat menantang untuk saling memuaskan!" Mingyu tersenyum penuh arti.
"Mingyu...?" Rosé menaikan sebelah alisnya--menatap waspada pria di depannya sekarang.
Mingyu mengulum bibirnya lalu langsung mengambil jarak untuk meledakkan tawanya yang sedari tadi ia tahan.
"Ah.. Rosie! Aku hanya bercanda, aku tidak akan melakukan hal itu kecuali jika kau yang memintanya" Mingyu tersenyum manis lalu mengacak-acak rambut Rosé.
"Fuck!" Rosé menatap kesal ke arah Mingyu lalu memukul perut pria itu hingga membuatnya terdorong mundur.
Mengabaikan Mingyu yang masih menertawakan dirinya, fokus Rosé tertuju pada rak senjata yang ditutupi pintu kaca-- yang berada tidak jauh dari tempat nya berdiri.
Rosé berjalan menghampiri deretan senjata yang ada. Ia mengamati salah satu senjata yang tidak asing baginya.
"Dari mana kau mendapatkan senjata ini?" tanya Rosé seraya menunjuk sebuah senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...