"How are you Mr. Jung?"
Jaehyun yang merasa terpanggil lantas menoleh. Mata tajamnya menatap lurus ke arah pria muda yang tengah menuruni anak tangga.
"Fine."
Terdengar kekehan kecil dari pria muda itu sebelum dia mengambil tempat duduk di depan Jaehyun.
"Meski capo-ku tadi sudah memberitahu alasanmu datang ke sini, namun aku ingin mendengarnya langsung darimu" Jake mengambil sikap duduk formal dengan mata yang tidak lepas menatap pria dewasa di depannya.
"Kembalikan permata itu."
Jake tersenyum kecil. Ah, sepertinya pria di depannya ini tidak suka berbasa-basi. Namun, alangkah baiknya jika pria itu menyadari posisinya sekarang yang sewaktu-waktu bisa kehilangan nyawa akibat salah bicara.
"Bagaimana jika aku tidak mau mengembalikannya?" Jake ber-smirk seraya menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"Kita berperang!"
Detik berikutnya semua pistol mengarah ke Jaehyun dengan kondisi yang siap memuntahkan amunisi di dalamnya.
Jake mengangkat tangannya; menyuruh semua anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka. "Tidak perlu cepat-cepat, Tuan Jung. Kita bisa bernegosiasi dahulu, seperti niat awalmu"
"Untuk apa bernegosiasi jika hasilnya akan sama" ucap Jaehyun datar.
"Yah, kau benar. Permata itu akan tetap menjadi milikku" ungkap Jake sembari tersenyum lebar.
"Salah. Permata itu akan kembali ke pemilik awalnya."
Aura dingin dan misterius dari Jaehyun langsung menguar, membuat anak buat Jake memasang sikap siaga.
Jake melunturkan senyumnya lalu menatap lurus ke arah Jaehyun; menerawang pikiran pria itu. Namun, hanya ada sebuah seringaian kecil yang terpatri pada wajah tegasnya.
Detik berikutnya bunyi ledakan terdengar dari dalam rumah itu. Lebih tepatnya bagian bawah dari bangunan itu.
"Cek laboratorium bawah!!" Titah Jake.
Beberapa anak buahnya bergegas menghampiri bunyi ledakan itu, sedangkan lainnya langsung kembali menodongkan pistol ke arah Jaehyun.
"Kau curang!!" Gertak Jake sembari ikut menodongkan benda beramunisi tersebut kepada Jaehyun.
"It's a tactic!" Jaehyun menatap lurus ke arah Jake dengan mempertahankan sikap tenang yang mematikannya.
"Damn!" Jake terdiam beberapa saat dengan napas yang memburu. Lalu setelahnya pria itu terlihat tertawa kencang tanpa beban. Membuat semua anak buahnya mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak.
Sisi lain dari seorang Jake Shim telah keluar!
Tepat setelahnya sebuah peluru meluncur menuju bahu kiri Jaehyun, membuat jas hitam yang dikenakannya terkoyak karena tidak tahan dengan kecepatan peluru tersebut.
Jaehyun melirik singkat bahu kirinya yang sudah mengeluarkan banyak darah hingga jas bagian lengannya sudah basah karena cairan merah itu.
"Apa kau lupa bahwa sekarang kau sedang berada di kawanan singa yang sewaktu-waktu bisa membunuhmu kapan saja, hm?" Jake menyeringai lebar.
"Lenyapkan dia!"
◇◇◇
Rosè dan Jungkook saling berhadapan. Amunisi keduanya telah habis. Sekarang di tangan mereka hanya sebuah pistol kosong yang tidak berguna. Tenaga keduanya juga terkuras habis karena melawan puluhan assassin sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...