Jaehyun menyeret Rosè ke perpustakaan. Mata tajamnya tak pernah lepas menghunus Rosè. Untungnya keadaan perpustakaan tidak ramai. Hanya berisi 3 orang yang salah satunya penjaga.
Pria itu lebih memilih sudut ruangan yang jauh dari orang dan tidak mudah terlihat. Ia menyudutkan tubuh Rosè dan meletakan kedua tangannya di kedua samping gadis tersebut.
"Apa kau gila?"
Rosè terlihat santai menyandarkan tubuhnya ke dinding lalu bersedekap. "Jangan pasang tatapan tajammu itu!"
"Karena itu membuatmu lebih tampan dan semakin membuat ku frustasi!" Lanjut Rosè sembari menggusar rambutnya.
Jaehyun hanya berdecih lalu membuang napasnya kasar.
Rosè terlihat merogoh saku roknya lalu mengeluarkan sebuah flashdisk. Ia meraih tangan Jaehyun dan meletakannya di atas tangan pria itu.
"File yang kita butuhkan" jelas Rosè ketika melihat kerutan di dahi Jaehyun.
Jaehyun mengangguk kecil lalu kembali menatap tajam Rosè. "Tapi bisakah kau tidak melakukan hal gila itu lagi!?"
Rosè terkekeh lumayan keras, ia menyadari kesalahannya. Sedikit saja perhitungannya salah, maka tamat sudah semuanya.
"Tapi itu tidak terjadi bukan?" Rosè menaikan sebelah alisnya. "Lagipun aku sudah memikirkannya secara matang, kita tidak punya banyak waktu Jae"
Dimulai dari dirinya yang mengatakan bahwa Jaehyun adalah seorang gay, di lanjut dirinya yang membantu membawakan tas milik dosennya itu, sehingga di cap sebagai mahasiswa paling pengertian. Dan di akhiri dirinya yang sangat amat nekat mengambil flashdisk dari dalam tas dosennya dengan beberapa cctv ataupun pasang mata yang mungkin saja menangkap kelakuannya tersebut.
Tapi itu belum seberapa, ia juga harus dengan cepat memindahkan semua file yang ada di dalamnya ke dalam flashdisk yang sudah ia siapkan. Tentu itu semua membutuhkan waktu yang cukup lama bukan? Sehingga Rosè menggunakan alasan tersesat saat mencari ruang dosennya tersebut.
Untung saja saat dosennya berbalik mencari Rosè, dia sudah memasang ekspresi kebingungan yang berhasil mengelabuhi pria dengan profesi sebagai dosen itu.
Jaehyun tidak berminat menanggapi dan memilih untuk meninggalkan gadis berpinggang ramping tersebut.
"Bahkan dalam keadaan marah pun dia masih tampan. Ah! Sayang sekali dia tidak menyukai wanita" gumam Rosè prihatin.
◇◇◇
Jaehyun berdecak sebal, saat melihat sebuah pesan atas nama Granpa nya yang dikirimkan oleh Yeri.
Tidak bisa! Granpa nya sudah melewati batas. Bagaimana mungkin dia di suruh tinggal satu atap dengan perempuan yang setiap kali bertemu selalu membuat kepalanya hampir pecah karena tingkahnya.
"Apakah Granpa sudah bangkrut sehingga hanya mampu membeli sebuah apartemen kecil?" Jaehyun menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
Terdengar kekehan kecil dari ponsel yang sedang di genggam Jaehyun.
"Terima saja sudah! Toh, aku yakin kalian tidak akan berbuat macam-macam, karena kau tidak akan nafsu kepada wanita! Hahahah!!"
"Fuck you Jung!" Jaehyun memutuskan sambungan secara sepihak lalu melempar benda pipih tersebut secara sembarang.
"Jae!! Lihat apa yang aku temukan-- euhmm!" Rosè segera menutup hidungnya ketika asap rokok memenuhi indera penciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...