! [ W ] !
Rosé membuka matanya dengan terkejut, napasnya pun terdengar tergesa-gesa. Ia menatap sekeliling lalu bernapas lega. Hingga netranya menangkap sebuah tisu yang mengulur ke arahnya. Ia segera menerimanya dan mengusap peluh di pelipisnya.
"Setelah itu, apa yang terjadi?" Rosé bertanya.
"Baik kau maupun Tuan Muda menjalani terapi memori. Semua memorimu dihapuskan kemudian digantikan dengan memori baru. Kau hidup sebagai Roséanne Park seorang soldier terbaik di organisasi dengan kehidupan gelap yang sudah kau rasakan dari kecil. Ayahmu dan ibumu telah meninggal di dalam misinya dan kau menjalani hidup dengan melanjutkan pekerjaan orang tuamu. Kau gadis periang yang sangat terobsesi dengan Tuan Muda Jung Jaehyun." Wanita itu terlihat mengambil napas sejenak.
"Lalu Jaehyun?"
"Tuan Muda menjalani terapi memori dengan menghilangkan sebagian memorinya saja. Yaitu ingatan setelah kejadian di acara ulang tahun Nyonya Jung."
"Jika Park Chaeyoung adalah aku, mengapa semua orang bersikap seolah Park Chaeyoung dan Roséanne Park adalah dua orang yang berbeda?" tanya Rosé tidak mengerti.
"Itu perintah langsung dari Tuan Besar Lee, mungkin agar kau tidak merasa curiga itu sebabnya juga setelah terapi itu selesai kau langsung dipindah tugaskan di Australia"
"Tapi, apa alasannya?"
"Kalau hal itu hanya Tuan Besar Lee yang dapat menjawabnya"
"Sebenarnya Tuan Besar Lee tidak berniat mengubah identitasmu sepenuhnya, namun.." Wanita itu menghentikan kalimatnya dengan ragu.
"Namun?"
"Mingyu yang memintanya termasuk membuat ingatan baru tersebut"
"Mengapa?"
"Aku pun tidak tahu."
"Lalu obat yang selalu diberikan kepadaku untuk apa?" tanya Rosé.
"Obat? Obat apa?" Wanita itu berbalik bertanya dengan bingung.
"Obat tidur, agar aku tidak bermimpi buruk tentang potongan-potongan ingatanku. Mingyu yang memberikannya, katanya itu dari organisasi" jawab Rosé.
Kami tidak pernah memerintahkan hal itu. Kami memang sengaja tidak memberimu obat tidur agar secara perlahan kau dapat mengingat kembali.
Rosé menatap ke depan dengan menerawang lalu bangkit dari kursi terapinya. "Jangan katakan aku telah mengingat semuanya kepada Mingyu. Katakan kepadanya jika ingatanku hanya pulih dua puluh persen saja" pinta Rosé.
Wanita itu mengangguk setuju. Rosé menepuk pundak wanita itu pelan lalu tersenyum tipis.
"Terima kasih Yerim."
◇◇◇
Rosé melempar blazernya ke sofa lalu berjalan mendekat ke arah ranjang milik Jaehyun. Ia sudah mendengar dari perawat jika pria itu sudah sadar dan tentu hal itu menarik Rosé untuk melihatnya.
"Bagaimana keadaanmu Tuan Muda?" tanya Rosé basa-basi.
"Sangat buruk saat kau datang" Jaehyun menjawabnya dengan datar tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop di hadapannya.
Rosé berdecak pelan. Kemudian terkikik dalam hati ketika mengingat pria dingin di depannya saat ini adalah pria yang mengejar cintanya saat remaja.
"Bahkan setelah baru saja sadar kau langsung bekerja, Jae? Kau ini manusia atau robot?" Rosé menutup laptop di depan Jaehyun kemudian meletakkannya di atas nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...