Dentuman musik serta bau dari alkohol yang menyeruak adalah hal yang Jaehyun rasakan ketika langkah kakinya memasuki sebuah bar. Tangannya menepis kasar ketika beberapa wanita berusaha menggodanya. Mata tajamnya terfokus pada satu tujuan, yaitu seorang laki-laki manis yang tengah duduk di depan meja bartender dengan segelas alkohol di tangan.
Dirinya nampak berbicara ringan kepada beberapa pria yang menggodanya.
"Hai sweety, maukah kau menghabiskan malam bersamaku?" Salah seorang pria ber jas terlihat memeluk pinggang ramping dari laki-laki manis tersebut.
"Tidak untuk malam ini Tuan, saya sudah di sewa" jawabnya seraya tersenyum manis.
"Ah! Sayang sekali!"
Deheman dari seseorang menarik perhatian mereka. Kedua sudut bibir lelaki manis itu tertarik ketika melihat pria yang sedang di tunggunya datang.
"Kamar 17!" Setelah mengucapkannya Jaehyun melengos pergi ke lantai atas dari bangunan bar tersebut. Terdapat 3 lantai pada bangunan itu. Lantai pertama digunakan sebagai bar dan lantai kedua serta ketiga digunakan sebagai kamar inap.
Bergegas lelaki manis itu pun mengikuti langkah besar Jaehyun. Raut wajahnya terlihat senang, bahkan kedua pipinya merona.
Jaehyun mendudukan dirinya di sebuah ranjang yang tersedia. Kedua tangannya sudah memegang gelas berisikan wine yang salah satunya dia berikan kepada laki-laki manis itu.
"Sudah menunggu lama, Leo?" Tanya Jaehyun dengan suara beratnya.
Lelaki yang ditanyainya itu hanya menggeleng malu. Lalu dengan lirih dia menambahkan. "Tidak terlalu lama, Tuan"
Jaehyun tersenyum miring. Tangannya menarik lengan pria manis itu untuk duduk di atas pangkuannya.
"Cheers?" Jaehyun mendentingkan gelasnya dengan gelas Leo, lalu meminum habis wine yang ada.
Leo yang mendapat perlakukan tiba-tiba hanya meringkuk malu seraya meminum habis wine di gelasnya untuk mengurangi rasa gugup.
"Lee Leo William, anak dari Jake William dan Lee Soyeon, adik dari Lee Lea William, benar?"
Tubuh Leo seketika menegang, entah itu karena merasakan nafas Jaehyun yang menyentuh kulitnya atau ucapan pria itu. Yang pasti dia langsung bangkit lalu menatap Jaehyun dengan gemetaran.
"Ba-bagaimana kau tahu!?"
Jaehyun tersenyum miring. Matanya menatap lurus ke arah pria manis itu. "Kau dan kakakmu dijual sebagai pemuas nafsu, sedangkan ibumu sudah dijual di pasar gelap organnya, dan ayahmu lah yang melakukannya"
"Ti-tidak mungkin! Ibuku masih ada! Dia sedang koma di rumah sakit!" Bantah Leo dengan mata yang memerah.
"Oh Yah? Apakah selama setahun ini ayahmu mengizinkan mu untuk bertemu dengan ibu mu itu? Tidak 'kan. Karena dia sudah menjual seluruh organ ibumu ke pasar gelap. Dan uang yang kalian kasih untuk biaya rumah sakit dia habiskan untuk bermain bersama wanita"
"Dan ada satu informasi lagi untukmu, Kakakmu Lea sudah tewas tercekik dua hari yang lalu karena salah satu pelanggannya melalukan BDSM kepadanya"
Ucapan Jaehyun sukses membuat tubuh Leo luruh ke lantai. Semuanya benar, dia memang tidak pernah diperbolehkan untuk menjenguk ibunya dengan berbagai alasan dan sudah dua hari ini kakaknya tidak bisa dihubungi. Dirinya pikir kakaknya mungkin sedang sibuk bekerja.
Leo menekan dadanya yang terasa sesak, hancur sudah hidupnya, tidak ada lagi yang menjadi semangatnya untuk hidup.
Apakah dia masih sanggup untuk hidup?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...