09 - The other side of you

2.9K 326 13
                                    

  Menyusuri gang sempit dan gelap bukanlah suatu masalah bagi mereka. Namun, penjagaan yang ketatlah yang membuat mereka memutar otak untuk bisa menjalankan rencana yang sudah disusun.

  Rosè menyandarkan tubuhnya ke sebuah pohon besar. Mata hitamnya memindai keadaan. "Kita tidak bisa masuk melalui pintu belakang ataupun pintu depan, jika kau mau kita bisa menerobos masuk lewat balkon itu" ujarnya sembari menatap Jaehyun yang tengah mengamati sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

  "Kita bisa memanfaatkan balkon yang ada di ruangan itu. Bahkan akan sangat memudahkan kita untuk bertemu dengannya!" Dalam gelap seringaian Rosè terlihat.

  "Cara kita ke sana?" Jaehyun melirik ke arah Rosè.

  "Mudah, kita hanya perlu menyingkirkan dua orang yang sedang berkeliling itu" Rosè menegakkan tubuhnya. Lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah targetnya.

  "Siapa kau!?" Salah satu dari mereka sudah bersiap menodongkan pistol ke arah Rosè.

  Namun, gadis dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya itu tidak merasa takut sedikit pun. Dia malah tersenyum lebar. Lalu menunjukan wajahnya kepada kedua orang tersebut.

  "Kalian tahu Black R bukan?" Tanyanya.

  "Tentu! Dia adalah buronan nomer 2 kami setelah Shadow! Bagaimana kau tahu?!" Selidik mereka.

  Dalam ketenangannya, Rosè mengeluarkan sebuah pisau beracun yang telah disiapkannya tanpa disadari keduanya. "Karena akulah Black R itu!" Setelah mengucapkannya Rosè langsung mengarahkan pisau di tangannya ke leher kedua orang tersebut. Yang langsung membuat mereka tidak bisa lagi menghindar ataupun berteriak.

  Racun itu benar-benar membuat aliran darah mereka berhenti seketika dan akhirnya sebelum bisa memberitahu kebenarannya kepada rekan-rekannya, mereka sudah meregang nyawa terlebih dahulu.

  "Padahal aku menyiapkan ini untuknya, tapi malah kalian dahulu yang merasakannya. Tidak apa, aku anggap kalian sebagai kelinci percobaanku!" Rosè menyeringai senang sembari menyimpan kembali pisau tersebut.

  "Mengapa mereka bisa seperti ini?" Jaehyun mengernyit bingung ketika mendapati kedua jasad di depannya mati mengenaskan dengan mata yang membelalak, leher yang menganga dan mulut yang berbusa.

  "Hanya sebuah hadiah kecil dariku!" Rosè mengedipkan sebelah matanya, kemudian melompat masuk melewati sebuah tembok.

  "Eksperimen gila apalagi yang dia lakukan!?" Jaehyun hanya menggeleng seraya ikut melompat melewati tembok besar di depannya.

  Rosè mengamati balkon di atasnya. Ruangan yang tersambung langsung dengan balkon tersebut terlihat sangat gelap. Hal itu membuat Rosè mengernyit bingung. 

  "Mengapa hanya ruangan itu yang gelap?!" Lirih Jaehyun.

  Rosè melirik ke sampingnya. "Siapkan energimu Jae, kuharap kau tidak akan tumbang sebelum helikopter datang!" Setelah mengucapkannya, dengan lincah Rosè memanjat tali yang sudah terikat dengan pagar besi yang melingkari pada balkon tersebut.

  Dahi Jaehyun mengernyit; menerka maksud dari ucapan gadis itu. Namun, mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat ke arahnya, Jaehyun bergegas menaiki tali tersebut, tidak lupa dia memotongnya setelah sampai di atas.

  Jaehyun berdecak ketika melihat pintu kaca pembatas yang terbuka. "Dia selalu bersikap di luar rencana!"

  Tepat setelah Jaehyun menginjakkan kakinya memasuki ruangan, aroma anyir darah langsung masuk ke dalam indera penciumannya. Kerutan di dahinya semakin menajam ketika matanya tidak dapat melihat apapun dan telinganya tidak menangkap suara apapun.

Loving you | JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang