"Dia bukanlah gadis yang bodoh. Dia mempunyai rasa penasaran yang tinggi. Saya yakin, dia pasti akan mencari tahu." Ungkap seorang pria muda kepada pria tua di depannya.
"Awasi saja pergerakannya! Jika diharuskan maka lakukan saja!" Perintah pria tua tersebut.
Pria muda itu mengangguk patuh.
"Bagaimana dengan dia? Aku punya rencana yang pas untuk membuat alur kisah ini, tentunya harus melibatkan dirinya!"
Pria muda itu menegang sebentar lalu menatap pria tua di depannya dengan tenang.
"Kurasa hal itu benar" Ujarnya.
"Kau yakin?!"
Pria muda tersebut mulai gelisah. Namun, sebisa mungkin dia menutupinya dengan sikap tenang.
Dalam remangnya cahaya, pria muda itu menatap lurus ke depan dengan yakin. Dan jawaban yang keluar setelahnya sukses membuat pria tua tersebut menggertak marah.
"Saya yakin, grandpa."
◇◇◇
Setelah mengebumikan salah satu anggota mereka, semuanya memutuskan untuk berkumpul di meja bundar. Dengan seorang gadis dengan raut wajah yang ceria yang menjadi sorotan.
Sedih? Dia sudah mengatakannya bukan? Kesedihan merupakan suatu hal yang sudah ia hilangkan dalam dirinya. Bahkan bukan hanya dirinya saja tapi semua orang yang memutuskan untuk masuk ke dalam dunia bawah.
Karena itulah konsekuensinya! Kesedihan hanyalah sebuah kelemahan bagi seseorang.
"Nona Rosè, adakah yang ingin disampaikan?" Tanya Yerim kebingungan. Karena setelah acara pemakaman, Rosè meminta semua orang untuk berkumpul.
Rosè menghela napas berat. Lalu menatap semua orang setelah sebelumnya mata cantiknya itu fokus melihat kukunya yang telah ia cat berwarna merah darah.
"Jihyo tidak berkhianat."
Ucapannya sukses membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
"2 hari yang lalu aku pergi ke bar di mana Jihyo menjalankan misinya. Lalu..."
"Nona, bisakah saya memesan sebuah minuman untuk seseorang?" Ujar Rosè kepada bartender cantik di depannya.
"Angel shot?" Tawar bartender itu.
Seketika wajah ceria Rosè meredup di gantikan sorot datar. "Tentu, apakah boleh jika saya ikut membuatnya?"
Dengan mempertahankan senyuman manisnya. Jihyo mengangguk. "Tentu saja, mari masuk!"
Rosè kembali memperlihatkan wajah cerianya dan kemudian memasuki area bartender.
"Ada di sini?" Tanya Rosè lirih.
"Apakah anda menanyakan keahlian saya? Ah, saya mempelajarinya di rumah. Namun, saya juga melihatnya melalui layar laptop" ujar Jihyo yang mempunyai maksud tertentu.
Tentunya Rosè langsung bisa menangkap maksudnya.
Mereka berada di rumah Jihyo sembari memantau gadis itu melalui layar monitor.
"Interior bar ini cukup mengesankan!" Ujar Rosè sembari melihat sekeliling.
Gotcha! Rosè melihat semua cctv yang digunakan untuk mengintai gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...