Convertible Apartement, Melbourne - Australia | 03.00 AM
Rosè mendorong pundak Jaehyun kuat; membuat ciuman keduanya terlepas. Dengan cepat perempuan itu mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
Selalu saja pria itu yang menang! Sebenarnya berapa banyak stok napas yang dia punya!?
"Why?"
"Hm?" Rosè mengernyitkan dahinya bingung.
Jaehyun kembali bersuara. "Mengapa kau menembakku? Kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan!"
Rosè tersenyum lebar. Dia kembali mengalungkan kedua tangannya pada leher Jaehyun. "Kau berhutang nyawa lagi kepadaku Tuan Muda. Jika aku tidak menembak mu di sini," Rosè menunjuk lengan sebelah kiri pria itu yang telah dibalut perban.
"Maka kau akan mati dengan peluru di sini!" Lanjutnya seraya belakang kepala Jaehyun.
Melihat kerutan di dahi Jaehyun yang menandakan pria itu sedang berpikir keras, membuat Rosè berkata lagi.
"Jika aku mengatakan bahwa seseorang telah berkhianat kepadamu, apakah kau akan percaya?"
"Siapa?" Desis Jaehyun.
"Sepupumu, Jeon Jungkook!"
Hening untuk beberapa saat, sebelum suara berat Jaehyun terdengar menyanggah.
"Tidak mungkin!"
Detik berikutnya tawa kencang Rosè memenuhi unit apartemen tersebut. Gadis itu terlihat menepuk-nepuk keras bahu pria di depannya.
"Yah, sangat tidak mungkin seorang Jeon Jungkook berkhianat kepada keluarganya sendiri. Aku hanya bercanda" ungkap Rosè tanpa menghilangkan senyuman di bibirnya. Ia memutuskan untuk bangkit dan meraih handuk yang tersampir di kursi.
"Ah, sudahlah! Aku ingin mandi. So would you like to take a bath with me, Sir?" Tawar Rosè dengan senyuman menggoda.
"Sure!"
◇◇◇
"Ahh..."
Dengan napas yang memburu karena baru saja mendapatkan pelepasannya, Jungkook melemparkan setumpuk uang kepada jalangnya lalu mengibaskan tangannya pelan; menyuruh wanita itu untuk pergi. Bergegas, wanita itu pun memakai kembali dress minimnya dan berlalu pergi.
Jungkook meraih ponselnya, lalu menelpon seseorang. Tidak menunggu lama, panggilannya tersebut langsung diangkat oleh seseorang di seberang sana.
"Mengapa bisa gagal?" Tanyanya tajam yang berhasil membuat lawan bicaranya terdengar gugup.
"Ma-maaf bos! Tapi, semuanya gara-gara perempuan itu! Dia sepertinya lebih dulu menyadarinya!"
"Kau menyalahkan orang lain atas kebodohanmu sendiri?!" Tekan Jungkook.
"Maaf bos! Saya tidak bermaksud--"
"Sekarang lihat ke belakang dan terima hukuman dariku!" Potong Jungkook.
Tepat setelahnya, terdengar bunyi tembakan dari seberang sana, membuat Jungkook menyunggingkan seringaiannya.
"Target sudah dilenyapkan Tuan Muda!"
"Bagus! Baik nanti misinya akan berhasil ataupun tidak, semua orang yang terlibat harus mati dan semua bukti harus dihilangkan! Jangan meninggalkan jejak sedikit pun!" Perintahnya kepada tangan kanannya yang telah mengambil alih ponsel milik seorang sniper yang sempat Jungkook sewa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...