"Kau harus mati!!"
Rosé terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Tangannya menggusar wajah dengan kasar.
Dia kembali bermimpi buruk. Namun, kali ini bukan lagi sebuah siluet samar, tapi Rosé benar-benar melihat dirinya sendiri dengan kilat amarah dan kekecewaan di kedua mata.
Yang menjadi pertanyaannya sekarang, siapa? Siapa orang yang sangat ingin dibunuh oleh dirinya di dalam mimpi itu!?
"Itu hanya mimpi buruk biasa 'kan?!" yakin Rosé sembari meraih beberapa pil obat tidur di atas nakas dan berniat meminumnya.
Namun, keadaan gelas yang kosong tanpa air membuatnya terpaksa turun dari ranjang dan berjalan ke luar; ke arah dapur.
Rosé mengisi penuh gelas kosong di tangannya lalu meminumnya sampai tandas.
Matanya melirik ke arah Jungkook dan Jaehyun yang tertidur di ruang bersantai dengan beberapa botol alkohol yang tergeletak. Kakinya secara spontan berjalan mendekat sembari menggeleng melihat kondisi keduanya.
Saat hendak membangunkan keduanya, telinganya secara tidak sengaja mendengar suara buku yang terjatuh. Bergegas Rosé menghampiri ke arah sumber suara. Langkah kakinya berhenti di depan sebuah rak buku yang salah satu bukunya tergeletak di lantai.
Dengan bingung Rosé mengambil buku tersebut dan berniat meletakkannya kembali. Namun, perhatiannya terpaku pada sebuah dokumen yang terselip di antara buku-buku yang ada.
"Dokumen apa ini?" Rosé mengambilnya dokumen itu segera setelah meletakan buku di tangannya.
"Ini... dokumen biodata, tapi biodata siapa? Apakah biodata pemilik rumah ini?" tebak Rosé.
"Park Chaeyoung" Rosé membaca kalimat awal pada lembar pertama dokumen tersebut.
Ingatannya langsung tertuju pada ucapan Jihyo terakhir kali sebelum perempuan itu pergi. Sebuah nama yang sempat mengganggu pikiran Rosé.
Bergegas Rosé membalikkan lembar berikutnya yang terpampang secara rinci biodata sang pemilik nama. Berderet-deret kalimat ia baca dengan cermat.
"Bergabung dengan organisasi pada usia 15 tahun dan mengubah identitasnya pada usia 20 tahun" Rosé mengernyit. "Organisasi apa?" gumamnya bingung.
Saat hendak membalik lembar berikutnya sebuah tepukan di bahu berhasil membuat tubuh Rosé terperanjat. Kepalanya menengok dengan segera.
"Sedang apa kau di sini, Rosé?" Jungkook bertanya dengan nada parau.
Rosé meletakan kembali dokumen di tangannya lalu menatap tubuh Jungkook dari atas ke bawah.
"Sepertinya kau masih mabuk, Jung!" Rosé mendorong tubuh Jungkook pelan. "Pergilah ke kamarmu dan tidur!" perintahnya.
"Kau akan menemukan semuanya di sana!" racau Jungkook sembari menunjuk dokumen tersebut, lalu berjalan ke arah kamarnya dengan sempoyongan.
Rosé melirik kembali ke arah dokumen yang beberapa saat lalu ia letakkan. Kemudian menatap kepergian Jungkook dengan penuh pertanyaan.
Setelah mendengar suara pintu kamar Jungkook yang tertutup, Rosé berjalan mendekat ke arah Jaehyun yang masih terlelap dengan racauan lirih dari mulutnya.
Perlahan Rosé merendah, menatap wajah tegas Jaehyun secara dekat.
"Kau mimpi apa Jung, sampai gelisah seperti ini?"
"Jangan lakukan itu!"
Rosé mengernyit mendengar racauan Jaehyun, dia kemudian menggoyangkan tubuh Jaehyun pelan; berusaha membangunkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving you | Jaerose
Fanfiction"Ini apa?" Jaehyun mengernyitkan dahi setelah meminum habis beer digelasnya. "Beer" Rosé menjawab dengan singkat. "Kau tidak se-waras itu hanya dengan memberi ku segelas beer saja" Jaehyun membuka dua kancing atas kemejanya. Suhu tubuhnya meni...