MCK 1

18.1K 953 36
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
MCK

"Ayank!"

"Apa?"

"Kamu gak sayang lagi ya sama Jio?"

"Kok gitu aku sayang lho sama kamu."

"Tadi aku manggil kamu cuma jawab apa doang gak pakai sayang."

Hufft!

Andrez menarik nafas dalam-dalam. Hanya masalah tidak menggunakan kata-kata sayang pacarnya ini beranggapan kalau dirinya sudah tak sayang lagi.

"Apa sayang?" Tanya Andrez lembut.

"Hehe Jio lapar ayank, makan yuk!" Ajak Kenzio antusias.

Satu lagi, jika bersama Andrez Kenzio memanggil dirinya dengan embel-embel Jio. Sedangkan dengan orang lain dia memanggil dirinya dengan sebutan gue.

"Makan mulu tadi baru aja makan," ujar Andrez. Bukan Andrez melarang Kenzio makan, tapi baru saja 3 jam yang lalu Kenzio makan dan sekarang minta makan lagi.

"Ayank hiks."

"Eh kok malah nangis, iya ayok makan," ujar Andrez mengalah.

"Ikhlas gak ni?" Tanya Kenzio jutek sambil menghapus air matanya.

"Gak."

"Tuh kan!"

"Ya Tuhan iya Kenzio aku ikhlas. Ayok ke dapur aku ambilin."

Andrez menuju dapur dengan diikuti Kenzio di belakang. Setibanya di dapur, Andrez mengambil piring dan menyendokkan nasi serta lauk.

"Nih makan," ujar Andrez meletakkan piringnya dihadapan Kenzio. Namun Kenzio hanya diam menatap piring lalu beralih menatap Andrez.

"Oiya lupa," ujar Andrez menepuk jidatnya. Ia lupa jika pacar manjanya ini harus disuapkan baru mau makan.

"Sini aaaa."

Pada akhirnya Kenzio makan disuapkan oleh Andrez. Kenzio makan dengan sangat lahap membuat Andrez senang.

"Orang rumah kemana yank?" Tanya Kenzio disela-sela makannya.

"Mereka ke rumah nenek," jawab Andrez.

"Kenapa kamu gak ikut?"

"Kalau aku ikut nanti kamu nangis lagi. Susah lagi nyari aku dimana."

"Hehe iya juga," ujar Kenzio sambil cengengesan.

"Aku mau nanya deh, kulit kamu kenapa bisa putih banget? Perawatan ya?" Tanya Andrez.

"Nggak kok, dari lahir kulit Jio memang udah putih," jawab Kenzio.

"Kamu coba deh sering-sering berjemur biar kulit kamu sawo matang kayak Christian," ujar Andrez tanpa sadar membuat Kenzio terdiam. Kenzio membalikkan badannya membelakangi Andrez.

"Sayang maaf maksud aku-"

"Iya Jio tau kamu gak suka karena kulit Jio putih. Kamu sukanya kayak Christian yang kulitnya sawo matang," ujar Kenzio dengan suara yang bergetar.

Andrez tau bahwa Kenzio sedang menangis. Sungguh Andrez sangat merasa bersalah telah mengucapkan kalimat tadi. Dia tak sengaja.

"Sayang," ujar Andrez sambil menyentuh punggung Kenzio. Andrez membalikkan posisi Kenzio menghadap dirinya. Kini terlihat hidung mancung Kenzio merah, matanya berair dan bibir yang bergetar menahan tangis.

"Maafin Andrez ya," ujar Andrez sambil menghapus air mata Kenzio.

"Aku gak bermaksud, sumpah tadi aku cuma bercanda sayang."

Sedangkan Kenzio hanya diam sesegukan. Ia hanya menatap ke bawah meja tak berniat menatap wajah Andrez.

"Maafin ya pliisss," ujar Andrez memohon.

"Yaudah tapi ada satu syarat," ujar Kenzio.

"Apa?"

"Nina-ninu!"

Nina-ninu yang dimaksud oleh Kenzio adalah NgeW. Seketika mata Andrez membesar mendengar permintaan Kenzio.

"Syaratnya boleh ganti gak?"

"Gak boleh! Pokoknya nina-ninu!" Ujar Kenzio menyedekap lengannya di dada dan mempoutkan bibirnya.

"Yaudah iya nina-ninu," ujar Andrez mengalah.

Kenzio pun bersorak dengan gembira. Sontak Kenzio langsung menggendong tubuh Andrez menuju kamar. Sepanjang perjalanan sampai kamar, bibir Andrez tak luput dari bibir Kenzio. Jika sudah berhubungan dengan ranjang, Kenzio kembali ke sifat aslinya. Hilang sudah sifat cengeng dan manjanya. Bahkan ia menjadi seorang yang sangat macho.

                                    ✨

Matahari mulai memancarkan sinarnya. Terlihat sepasang kekasih yang sedang terlelap tanpa sehelai benangpun. Mengingat pertempuran yang terjadi tadi malam membuat mereka tumbang.

"Eughh," lenguh Andrez sembari meregangkan otot-ototnya.

"Sayang bangun," ujar Andrez sambil mengusap rahang tegas milik Kenzio.

"Yang? Bangun yuk sekolah, nanti kita telat lho."

Cara membangunkan Kenzio memang seperti ini. Harus dengan lembut dan hati-hati. Misalnya dengan mengusap rahangnya, mencium pipinya, dan lain sebagainya. Jika tidak seperti itu, Kenzio akan marah bahkan ia tak akan mau bangun.

"Bentar sayang Jio masih ngantuk," ujar Kenzio dengan mata yang masih tertutup.

"Jio pacar Andrez yang paling ganteng. Nanti kita telat sayang, kamu mau kita dihukum?" Tanya Andrez dengan sabar, tapi Kenzio tak menjawab.

"Kalau nggak sayang aja udah gue tendang lu!" Batin Andrez kesal.

"Kalau gak bangun aku tinggal," ujar Andrez yang berhasil membuat Kenzio membuka matanya.

"Gamau," ujar Kenzio cemberut membuat Andrez gemesh dengan wajah Kenzio yang sangat imut.

"Yaudah makanya bangun, mandi terus siap-siap."

"Mandi bareng yuk" Ajak Kenzio.

"Nggak! Kalau mandi bareng pasti bakal lama."

"Lho kok gitu?"

"Kamu pasti bakal minta lagi. Ini aja anus aku masih perih, kamu mainnya kasar banget tadi malam," keluh Andrez.

"Hihi tapi kamu suka kan?"

"Tau ah," ujar Andrez lalu berdiri masuk ke kamar mandi.

"Aaaa ayank tunggu!"

Kenzio memang sering menginap di rumah Andrez. Contohnya saat ini, keluarga Andrez sedang pergi dan pulang Minggu depan. Ini kesempatan bagus untuk Kenzio bermesraan dengan Andrez. Setiap pulang sekolah Kenzio dengan sangat semangat pulang, tapi tidak ke rumahnya melainkan rumah kekasihnya Andrez.

Andrez pun sangat senang bila banyak waktu berduaan dengan Kenzio. Jujur saja, Andrez sangat menyayangi Kenzio. Meskipun Kenzio tidak termasuk kepada kriterianya, tetapi cintanya sudah begitu besar terhadap Kenzio. Apapun itu hanya Kenzio yang ada dihatinya. Andrez menyukai semua sifat Kenzio, baik itu manjanya, childishnya, cengengnya semua Andrez suka.

Andrez berusaha untuk tidak membuat Kenzio sedih. Karena Kenzio ini tipe yang sangat sensitif. Sedikit saja Andrez melakukan kesalahan pasti Kenzio akan sedih dan bahkan menangis. Buktinya kemaren, disaat Kenzio minta makan dan Andrez menolaknya. Kenzio malah menangis.

Kenzio tidak sama dengan dirinya, kalau ia bisa dibilang tidak sensitif. Kenzio? Hatinya rapuh. Sangat mudah untuk bersedih. Itu semua karena Kenzio kehilangan sosok ibunya sedari ia kecil. Kenzio hidup dibesarkan oleh ayahnya. Semenjak ibunya meninggal, ayahnya memilih tak menikah lagi dan fokus mengurus Kenzio.

Sedari kecil Kenzio tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Itu yang membuatnya seperti ini. Itulah alasan mengapa Kenzio bersikap seperti ini kepada Andrez. Karena Kenzio tak tau lagi harus mengadu kemana lagi. Hanya Andrez, papanya? Kenzio sudah cukup membuat papanya repot sedari ia kecil. Kenzio tak mau papanya kesusahan menghadapi sifatnya. Karena Kenzio tau bahwa papanya bersusah payah membagi waktunya untuk bekerja dan merawatnya.


Bersambung!




My Childish Kenzio 1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang