MCK 7

7K 456 3
                                    


Happy reading!
.
.
.
.
.
MCK

Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana sekolah libur dan hampir semua orang menghentikan aktivitasnya seperti sekolah dan kerja. Begitu juga dengan Andrez, manusia itu masih asik tidur dengan selimut. Setiap libur Andrez sangat susah untuk bangun pagi. Nathalie pun tak mempermasalahkan itu. Karena ia tau, anak sulungnya itu tak suka diusik ketika tidur.

"Is ayank masih tidur," ujar Kenzio kesal kala mendapati kekasihnya yang masih terlelap. Kenzio masuk ke kamar Andrez dan kembali menutup pintu.

"Yank ... Bangun," ujar Kenzio sambil menggoyangkan lengan Andrez. Tapi sang empu tak menunjukkan reaksi apapun.

"Bangun yank..."

Karena tak mendapatkan respon apapun, Kenzio dibuat kesal lalu mengambil kemoceng dan menggesekannya ke hidung Andrez.

"Hihi lucu," tawa Kenzio cekikikan melihat Andrez kegelian.

"Ck jangan ganggu aku Kenzio!" Ujar Andrez kesal dengan mata yang masih tertutup.

"Bangunlah yank, Jio udah di sini lho."

"KENZIO!" Bentak Andrez. Yang dibentak langsung diam membeku dan mundur beringsut ke belakang. Sungguh saat ini Kenzio takut jika diamuk oleh Andrez.

"Aku udah bilang ya sama kamu, kalau aku tu gak suka diganggu waktu tidur!"

"Maaf."

Andrez melihat bahu Kenzio bergetar. Oh tidak ia tak boleh membuat Kenzio menangis. Ini masih pagi, sayang kalau Kenzio harus buang-buang air mata.

"Ee sayang maksud aku bukan gitu," ujar Andrez mulai melunak. Kenzio langsung mengangkat kepalanya menatap Andrez.

"Ayank gak marah?"

"Nggak kok aku gak marah, sini peluk dulu."

Kenzio mendekat lalu memeluk Andrez dengan erat. Wajahnya yang tampan dibenamkan diceruk leher Andrez.

"Kangen," ujar Kenzio lirih.

"Sini aku mau liat muka kamu," ujar Andrez lalu melepaskan pelukannya.

"Masih ada sedikit lebam," ujar Andrez sambil mengelus pipi Kenzio.

"Gak papa yank, kan udah kamu obatin kemaren. Perut kamu gimana? Masih sakit?" Tanya Kenzio. Andrez hanya menggeleng, jarinya masih sibuk mengelus wajah tampan Kenzio. Sangat terasa kulit mulus Kenzio. Sesakali Andrez menyisir rambut Kenzio dengan jarinya.

"Kamu kemaren galak banget, aku jadi takut," ujar Andrez sambil menyisir rambut Kenzio menggunakan jari tangannya.

"Jio gak akan biarin siapapun nyakitin ayank. Ga ada yang boleh nyakitin ayank," ujar Kenzio sembari menikmati usapan lembut dari Andrez.

"Makasih ya."

"Iya sama-sama."

"Tapi persahabatan kamu sama Dimas hancur dan itu gara-gara aku."

"Gak ada yang lebih penting selain Andrez."

Hati Andrez menghangat mendengar kalimat Kenzio. Bisa juga ternyata pacarnya ini romantis.

My Childish Kenzio 1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang