MCK 21

3.9K 329 31
                                    


Happy reading!
.
.
.
.
.
MCK

Seperti pada umumnya hari pertama sekolah saat tahun ajaran baru tidaklah banyak kegiatan. Para guru masih sibuk mengurus MPLS untuk peserta didik baru. Begitu juga dengan kelas XII IPA 3. Nabil dan Dimas memilih duduk bersama. Sedangkan Agung duduk dengan temannya yang berasal dari kelas lain.

"Mas bantuin gue yok?" Tanya Nabil.

"Bantuin apa?" Tanya Dimas cuek dengan mata yang fokus menatap layar handphonenya.

"Jadi gue ada endors, nah gue butuh teman buat collab. Lu mau kan bantuin gue?" Ujar Nabil, namun Dimas hanya mengangguk.

"Mas!"

"Apa beb?" Tanya Dimas dengan suara yang terdengar seksi di telinga Nabil.

"Apaansih! Lu yang serius napa sih!"

"Haha iya-iya sorry, tenang aja pasti gue bantuin kok."

"Beneran ya?"

"Iya."

"Ekhem! Cie yang duduk berdua." Terdengar sebuah suara yang tak asing lagi bagi Nabil dan Dimas.

"Apasih lu ngapain ke sini," ujar Nabil judes.

"Santai kali, lagian gue bosan di kelas. Dari pagi belum ada guru yang masuk," ujar Intan lalu menarik sebuah kursi dekat Dimas.

"Sama di sini juga belum ada guru yang masuk."

"Eh eh gue ada gosip," ujar Intan antusias membuat Nabil bersemangat untuk mendengarkannya sedangkan Dimas hanya memutar bola matanya malas.

"Gosip apa?" Tanya Nabil penasaran.

"Alvaro masuk sekolah sini."

"Eh beneran? Sumpah demi apa?" Ujar Nabil lebai.

"Beneran njir, dan lu tau? Dia sekelas sama Kenzio."

"Emang apa masalahnya kalau dia sekelas sama Kenzio?"

"Yaaa gak ada sih, cuma kan lu tau sendiri kalau Kenzio dari dulu gak suka sama Alvaro."

"Iya tapi kan-"

"Stop! Bisa gak stop ghibahin orang!" Lerai Dimas dengan muak.

"Apaansih! Lu kalau gak suka keluar aja sama ganggu aja," ujar Nabil kesal.

"Tau tuh! Ganggu aja lu," sambung Intan.

"Heh yang ganggu itu lu! Datang-datang malah ngajak Nabil gosip," ujar Dimas tak terima.

"Ye biarin orang Nabilnya juga mau kok."

Kenzio dapat kelas XII IPA 1. Itu karena nilai rapornya yang bisa dikatakan hampir sempurna. Sedari tadi pria itu hanya duduk di bangkunya dengan handset yang melekat di telinganya. Matanya terpejam guna untuk menikmati arti dari lagu yang diputar.

"Ekhem, gue boleh duduk di sini?" Tanya Alvaro. Bukan apa-apa, semua bangku sudah terisi dan hanya bangku di samping Kenzio yang kosong.

"Kenzio!" Ujar Alvaro sedikit tinggi karena Kenzio seperti tak merespon ucapan Alvaro.

"Kenapa?" Tanya Kenzio pelan sambil melepaskan handsetnya.

"Gue boleh duduk di sini? Soalnya bangku udah penuh semua."

Kenzio memutar kepalanya kanan dan kiri. Benar, semua bangku sudah terisi penuh. Lalu Kenzio hanya mengangguk pelan menandakan ia memberi persetujuan untuk Alvaro. Alvaro yang mendapat persetujuan dari Kenzio pun senang bukan main. Ia tidak perlu repot-repot lagi membawa bangku dari gudang ke kelas. Segera saja ia meletakkan tasnya lalu duduk.

"Gue gak nyangka kita sekelas," ujar Alvaro membuka percakapan.

"Gue juga," jawab Alvaro cuek lalu kembali memasang handsetnya dan menutup matanya.

Alvaro memperhatikan wajah Kenzio yang sedang terlelap. Nyaris sempurna! Itulah yang ada dibenak Alvaro. Pahatan wajah Kenzio dapat menarik pesona siapapun. Alis mata yang lumayan tebal, bibir yang bersih karena Kenzio tidak merokok, hidung yang mancung, ditambah lagi rambut Kenzio yang sedikit diberi warna menambah kesan tampan pemuda itu.

"Nggak! Sadar Al dia bekas sepupu lu!" Batin Alvaro.

Beberapa saat kemudian bel pertanda pulang pun berbunyi. Hari ini sengaja pulang lebih awal karena hari pertama sekolah. Seluruh siswa-siswi bersiap-siap untuk pulang. Kecuali siswa-siswi baru yang mengikuti masa MPLS. Mereka pulang lebih lambat.

"Kita ke kelas Kenzio yuk!" Ajak Nabil kepada Dimas dan Agung.

"Yuk!" Ujar Dimas menyetujui. Lalu mereka bertiga menuju kelas XII IPA 1 yang berada di samping kelas mereka.

"Kenzio, pulang bareng yuk!" Ajak Nabil semangat.

"Lu sekolah di sini?" Tanya Agung pada Alvaro.

"Iya, baru masuk hari ini," jawab Alvaro.

"Owhh, semoga betah ya," ujar Agung.

"Iya makasih."

"Kalian duduk sebangku?" Tanya Nabil.

"Kebetulan semua bangku sudah terisi, dan di sini masih kosong," jawab Alvaro sedangkan Nabil hanya ber oh ria.

"Yok pulang," ujar Kenzio yang hanya diam dari tadi.

"Yok, gue bonceng sama Dimas. Kebetulan hari ini gue gak bawa motor," ujar Nabil.

"Lu bawa motor Al?" Tanya Agung dan dijawab gelengan oleh Alvaro.

"Yo lu bonceng Al gih, gue kan harus bonceng Syifa," ujar Agung membuat Kenzio mengernyitkan dahinya.

"Nggak usah, gue bisa naik taksi," tolak Alvaro.

"Gapapa Al, lagian Kenzio juga gak bakal keberatan kok. Iya kan Yo?" Ujar Nabil.

"Ya, lu bareng gue aja," ujar Kenzio memberi izin.

"Lama!" Ujar Dimas kesal lalu menarik tangan Nabil.

"Sabar mas."

"Mas-mas gue bukan suami lu."

Jleb sakit sekali besti wkwk.

.
.
.
.
.
Bersambung!

My Childish Kenzio 1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang