Happy reading!
.
.
.
.
.
MCK1 Minggu kemudian...
Semuanya sudah disiapkan sesuai dengan rencana awal. Kenzio membawa Alvaro dengan alat penutup mata. Kenzio berkata ini suprise, jadi Alvaro hanya bisa menurut walau sebenarnya ia sangat penasaran. Jantung Alvaro sudah berdegup hebat kala Kenzio membimbingnya berjalan dengan perlahan.
"Kita mau kemana sih!" Ujar Alvaro sedikit keras.
"Ikutin aja," jawab Kenzio sambil terus membimbing Alvaro.
Beberapa langkah kemudian keduanya berhenti. Dengan perlahan Kenzio membuka penutup mata Alvaro. Alangkah terkejutnya Alvaro ketika membuka matanya. Tempat yang benar-benar indah serta romantis kini terpampang nyata di depannya. Tempat tersebut dihiasi dengan lampu malam serta lampu kerlap-kerlip. Bunga-bunga disusun tertata di setiap sudut. Sebuah meja serta dua buah kursi dihias seindah mungkin. Di atas meja lengkap dengan beberapa makanan mewah yang menggugah selera. Bahkan Alvaro baru menyadari kalau saat ini ia berada di rooftop. Tapi Alvaro tak tau ini rooftop dimana karena malam hari. Alvaro juga melihat Intan, Dimas, Nabil, Agung dan Syifa tersenyum padanya.
"Ken ini...?" Tanya Alvaro gugup.
Perlahan Kenzio menggenggam kedua tangan Alvaro, Kenzio mengecup pelan kedua tangan tersebut. Sedangkan Alvaro? Detak jantungnya sudah tidak dapat dikontrol, matanya tidak dapat berkedip serta mulut yang sudah terkunci.
"Al ... Gue pengen nyatain perasaan gue. Gue sengaja bawa lo ke sini, gue juga sengaja bawa mereka semua ke sini untuk jadi saksi."
"Mak--maksudnya?"
"Gue cinta sama lo Al, lo mau jadi pacar gue?"
Rasanya saat ini Alvaro senang bukan main. Akhirnya penantiannya selama ini tidak sia-sia. Selama 5 tahun Alvaro memendam cinta untuk Kenzio, tapi hari ini Tuhan memberikan jawaban atas semua ini.
"TERIMA! TERIMA! TERIMA!"
itulah teriakan dari para sahabat mereka yang menjadi saksi pada malam itu. Alvaro menatap bola mata Kenzio dalam-dalam, dapat Alvaro lihat ketulusan dari mata pria itu.
"Gue..."
"Terima aja Al, gak nyesel deh lo secara sahabat gue itu benar-benar ganteng plus kaya lagi!" Teriak Nabil dari kejauhan.
"Iya terima aja Al!" Sambung Intan.
Perlahan Alvaro menganggukkan kepalanya lalu berkata, "Iya gue juga cinta sama lo. Gue mau jadi pacar lo."
Prok
Prok
Prok
Terdengar tepukan tangan yang bergemuruh. Kedua pria tersebut saling berpelukan erat. Bahkan para sahabat yang menyaksikan ikut tersenyum.
"CIUM! CIUM! CIUM! CIUM!" Teriak para sahabat sambil bertepuk tangan.
Dan benar saja, perlahan namun pasti Kenzio menempelkan bibirnya dengan bibir Alvaro. Lalu Kenzio menyesali bibir itu dengan perlahan menikmati sensasi yang selama bertahun-tahun tidak lagi Kenzio rasakan. Semuanya bertepuk tangan kala melihat dua pria tersebut berciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Kenzio 1 (End)
RomanceWarning : Cerita ini mengandung unsur BxB : Cerita ini murni karangan saya sendiri, jadi mohon dihargai dan jangan plagiat. Buat kalian yang menemukan cerita ini di lapak lain, mohon laporkan kepada saya. Kalian te...