Happy reading!
.
.
.
.
.
MCKBeberapa hari telah berlalu. Kenzio sudah sadar dari komanya, namun berita tentang Andrez tak ada perkembangannya. Sampai saat ini Andrez masih belum ditemukan. Kenzio yang mengetahui Andrez hilang menangis histeris. Bahkan ia berteriak seperti orang yang terkena gangguan jiwa. Mengapa tidak? Andrez sudah seperti separuh nafasnya, dan sekarang separuh nafasnya itu hilang.
"Gue mau Andrez hikssss GUE MAU ANDREZ!" Teriak Kenzio histeris yang sedang terbaring di bankar.
"Kenzio lu harus sabar, lu harus kuat," Ujar Alvaro berusaha menenangkan Kenzio. Lalu Alvaro memeluk Kenzio berharap laki-laki itu bisa tenang. Tapi nihil, Kenzio malah emosi dan mendorong Alvaro dengan sangat kasar.
"JANGAN LANCANG LU PELUK-PELUK GUA!" Teriak Kenzio lalu mendorong Alvaro dengan kasar hingga Alvaro terjatuh di lantai.
"ANDREZ KAMU DIMANA! HIKSSSS JANGAN TINGGALIN JIO!"
Alvaro semakin bingung bagaimana harus menenangkan Kenzio. Alvaro pun berinisiatif memanggil dokter. Tak berselang lama dokter pun datang dan menyuntikan obat penenang pada selang infus Kenzio. Dengan hasil Kenzio pingsan setelah obat penenang tersebut disuntikkan.
"Gue gak nyangka sebesar ini cinta lu untuk Andrez," batin Alvaro yang tengah menatap Kenzio sedang terlelap.
Mata Kenzio sudah bengkak akibat menangis seharian. Bahkan pita suaranya sudah terasa sakit karena berteriak. Namun Kenzio tak menghiraukan itu semua. Yang ia inginkan saat ini hanyalah Andrez.
"Ekhem."
Alvaro dikejutkan dengan deheman seseorang dari balik pintu. Ternyata itu Intan dan Nabil yang datang dengan kursi roda. Keadaan mereka masih belum cukup pulih makanya mereka menggunakan kursi roda.
"Gimana keadaan Kenzio?" Tanya Intan lemah.
"Dari tadi dia nangis dan berteriak memanggil nama Andrez," jawab Alvaro.
"Kasian Kenzio, dia pasti hancur banget saat ini. Yo, kita harap lu sabar dengan semua ini. Kita tau Yo, seberapa besar cinta lu untuk Andrez," ujar Nabil yang tak terasa air matanya jatuh berderai. Segera Nabil mengusapnya.
"Lu benar, mereka saling mencintai dan sangat susah untuk dipisahkan. Gue sangat berharap Andrez baik-baik saja dan segera ditemukan," ujar Intan.
Sedangkan Alvaro hanya diam, jujur ia juga sangat sedih kehilangan sepupunya. Padahal baru beberapa hari ia menumpang di rumah Andrez. Tapi Andrez malah pergi.
"Ini semua gara-gara kalian!"
Intan, Nabil dan Alvaro dikejutkan dengan suara yang tak asing lagi ditelinga mereka. Dia adalah Nathalie, yang datang bersama Bram.
"Tante--"
"GARA-GARA KALIAN ANAK SAYA HILANG!"
"Sabar sayang, kamu gak boleh nyalahin mereka," ujar Bram berusaha menenangkan Nathalie.
"Tante kita minta maaf," Ujar Intan gugup.
"Maaf? APA DENGAN KATA MAAF ANAK SAYA BISA DITEMUKAN KEMBALI HAH!"
"Sayang..."
"KALAU SAJA KALIAN NGGAK MENGAJAK ANAK SAYA LIBURAN, INI TAK AKAN TERJADI!"
Habis sudah kesabaran Nathalie. Benar, kalau saja mereka tak memaksa Andrez untuk ikut mungkin ini semua tak akan terjadi. Apalagi Andrez adalah anak laki-laki satu-satunya. Tentu saja Nathalie dan Bram sangat menyayangi Andrez.
"Permisi tuan," ujar anggota Bram yang tiba-tiba datang beserta beberapa pasukannya.
"Gimana apa anak saya sudah ditemukan?" Tanya Bram.
"Maaf tuan kami harus menyampaikan ini. Kami beserta polisi sudah berusaha mencari dalam beberapa hari ini. Namun, polisi menyatakan Andrez tidak bisa ditemukan dan meninggal dimakan oleh hewan buas. Itu karena pesawat tersebut jatuh ditengah-tengah hutan yang dipenuhi oleh kayu-kayu besar dan binatang buas."
"JAGA MULUT ANDA!" Teriak Bram dengan emosi yang sudah memuncak.
"ANAK SAYA BELUM MATI! SAYA TEKANKAN SEKALI LAGI ANAK SAYA BELUM MATI! SEKARANG KALIAN PERGI MENCARI ATAU SAYA BUNUH KALIAN SEMUA!" Teriak Bram keras, lalu mereka semua kembali pergi.
Nathalie yang mendengar penuturan anggota suruhan Bram mendadak lemas. Air mata kembali mengalir, entah sudah berapa banyak ia mengeluarkan air matanya. Nathalie pun luruh ke lantai dan langsung dipangku oleh Bram.
"Andrez mas hikss hikss."
"Andrez akan ketemu, kamu harus yakin ok," ujar Bram meyakinkan. Namun tangis Nathalie kembali pecah. Bram pun langsung membawa Nathalie pergi disusul oleh Alvaro.
Tersisa Intan dan Nabil yang menangis dengan rasa penyesalan. Sekarang orang tua Andrez sudah membenci mereka. Andai saja mereka tak memaksa Andrez untuk ikut mungkin saat ini Andrez masih baik-baik saja.
✨
Beberapa jam kemudian Kenzio pun sadar dari pingsannya. Untung saja di sana masih ada Nabil dan Intan yang berjaga-jaga.
"Eughh Andrez."
Lihatlah, bahkan ketika baru sadar dari pingsan pun nama pertama kali yang ia panggil adalah Andrez. Sudah tak bisa diukur seberapa besar cinta laki-laki ini untuk Andrez.
"Yo lu jangan banyak gerak dulu," ujar Intan.
"Lu haus? Mau minum?" Tanya Nabil.
Namun Kenzio hanya menggeleng dan menjawab, "Mau Andrez."
Intan dan Nabil kembali bungkam ketika mendengar jawaban Kenzio. Tetap sama, yaitu Andrez.
"Yo lu harus--"
"Hiksss gue mau Andrez Tan. Plisss temuin gue sama Andrez. Kalian bohong kan? Sebenarnya Andrez gak hilang kan? Kalian becandanya gak lucu!"
"Lu harus sabar Kenzio, doa in semoga Andrez baik-baik aja dan segera ditemukan," ujar Nabil lembut.
"Nggak! Andrez gak hilang! Dia gak mungkin ninggalin gue. Dia udah janji akan selalu ada di samping gue hiksss ayok mana Andrez, bawa dia ke sini Bil gue mohon hikss."
"Kenzio--"
"ANDREZ GAK HILANG! BAWA ANDREZ KE SINI BANGSAT! KALIAN JANGAN SEMBUNYIIN ANDREZ DARI GUE!"
Intan yang paham sepertinya Kenzio akan kembali mengamuk lalu memanggil dokter. Dan dengan terpaksa dokter kembali memberi obat penenang untuk Kenzio. Karena jika tidak, Kenzio akan terus mengamuk dan mencabut semua infusnya. Bisa-bisa itu akan membahayakan dirinya sendiri. Intan dan Nabil kembali menangis ketika melihat Kenzio yang pelan-pelan hilang kesadaran karena obat penenang tersebut.
"Andrez cepat pulang, kami semua rindu."
.
.
.
.
.
Bersambung!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Kenzio 1 (End)
عاطفيةWarning : Cerita ini mengandung unsur BxB : Cerita ini murni karangan saya sendiri, jadi mohon dihargai dan jangan plagiat. Buat kalian yang menemukan cerita ini di lapak lain, mohon laporkan kepada saya. Kalian te...