MCK 31

4.1K 341 39
                                    


Happy reading!
.
.
.
.
.

Btw sebelum lanjut ke ceritanya, cuma mau nanya di sini ada orang Pekanbaru gak? Gue lagi di Pekanbaru guys lebih tepatnya di panam. Jadi sorry baru bisa update sekarang, yang dari Pekanbaru komen coba.

Sakit dan kecewa bercampur menjadi satu, dimana kekasihnya lebih mempercayai orang lain dibanding dirinya sendiri. Dan lebih parahnya sepupunya sendiri tega memfitnahnya sampai membuat kekasihnya membenci dirinya.

Alvaro tau di sini ja juga bersalah, ia telah merebut pacar dari sepupunya. Tapi perlu Alvaro garis bawahi, bahwa Kenzio sendiri yang meminta Alvaro untuk menjadi pacarnya. Dan sudah wajar saja, dengan waktu 5 tahun Kenzio mempergunakannya untuk move on. Memang awalnya Alvaro percaya bahwa Kenzio sudah move on, tapi ternyata kepercayaan itu kandas ketika Andrez kembali.

Sudah seminggu ini Alvaro tinggal sendiri, ya tepat pada hari dimana ia ditampar oleh Kenzio ia langsung pindah. Alvaro keluar dari rumah tersebut membawa luka yang teramat mendalam. Sekarang Alvaro ngekost, Alvaro juga berencana ingin mencari pekerjaan. Agar bisa membayar kost yang ia tempati sekarang.

"Sabar Al, kita yakin lu pasti kuat," ujar Nabil sambil mengusap bahu Alvaro.

"Tapi kita mohon lu jangan benci sama Andrez. Gue yakin Andrez gak berniat untuk melakukan itu, Andrez orang baik. Tapi di sini posisinya serba salah," ujar Intan yang juga iba dengan Kenzio.

"Dih apaan baik begitu! Memfitnah sepupu sendiri baik? Licik iya," sarkas Dimas muak.

"Nggak papa kok, gue ngerti. Btw thanks ya udah mau berkunjung ke kost gue yang sempit gini," ujar Alvaro diakhiri dengan kekehan.

"Yaelah santai aja kali, pokoknya kalau lu butuh sesuatu lu tinggal bilang sama kita. Jika kita bisa pasti kita bantu," ujar Nabil.

"Iya, sekarang yang penting lu fokus untuk kuliah lu. Ingat beberapa bulan lagi lu harus nyusun skripsi," sambung Intan.

Suasana 5 tahun silam akhirnya terulang kembali. Suasana dimana Andrez selalu dibebani dengan rengekan Kenzio, tangisan Kenzio, kemanjaan Kenzio, semuanya terulang kembali. Katakanlah Andrez egois, sudah mengorbankan sepupunya hanya untuk keuntungan dirinya. Tapi perlu ia tegaskan bahwa ia berhak bahagia. Dan satu hal lagi KENZIO HANYA MILIKNYA!

Seperti pada siang ini, Kenzio dengan adiknya tidur di atas paha Andrez sembari menonton TV. Seperti biasa tangan mulus milik Andrez selalu mengusap rambut pirang Kenzio dengan lembut. Dan itu adalah salah satu situasi dimana Kenzio merasa sangat nyaman.

Kenangan demi kenangan akhirnya secara perlahan kembali terulang. Kenzio sangat bahagia akhirnya Andrez kembali dan ia bisa kembali mengulang masa-masa indahnya bersama Andrez.

"Yank pindah yok!" Ajak Kenzio sambil mendongak menatap wajah Andrez.

"Pindah kemana?" Tanya Andrez mengalihkan pandangannya dari TV menuju wajah Kenzio.

"Ke rumah kita."

"Rumah kita?"

"Iya rumah kita."

Andrez diam beberapa saat mencerna ucapan Kenzio. Rumah kita? Owh sepertinya Andrez paham rumah yang dimaksud oleh Kenzio.

My Childish Kenzio 1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang