37💓

147 8 1
                                    

Senin,20 Juni 2022

-
-
-
-
-
-
-
-

Yo wes...ora Popo 😊

     Sekarang Tania sedang di periksa oleh dokter sedangkan arhan masih kesana kemari seperti orang kebingungan.

     "Kenapa dokternya belum keluar-keluar"gumahnya sambil menatap ke dalam.

     "Arhan"panggil seseorang dari belakang.

      Arhan yang sedang menatap ke dalam membalikan badan dan ternyata pamannya yang berjas putih sedang menatapnya serius.

      "Om Rian"batin arhan dan mereka saling tatap satu sama lain.

     "Kau sedang apa di sini"tanya Rian menghampiri arhan lebih dekat.

     "Aku sedang menunggu Tania om,dia sepertinya keracunan makanan"jawab arhan dengan nada lesu.

     "Tania...Tania adiknya aktor terkenal itu"tanya kembali Rian.

      "Iyah om"jawabnya tersenyum tipis.

      "Kenapa kamu yang mengantarnya,ke kamana keluarganya"tanya dokter berjas putih itu.

     "Kakaknya sedang tugas ke Singapura untuk beberapa hari,jadi Tania sama aku"jawabnya dan mereka duduk di kursi panjang.

       Rian adalah dokter spesialis bedah yang sudah berpengalaman dan hampir di tugaskan keluar negri karena kepintarannya dalam menyelamatkan pasien.

      "Om Rian ngak ada pasien hari ini"tanya arhan dan Rian mengangguk.

     "Baiklah,om mau keruangan jika ada apa-apa kabarin yah"ucap Rian dan Arhan mengangguk.

      Beberapa menit kemudian akhirnya dokter keluar dan Arhan segera menghampiri dokter tersebut.

     "Gimana keadaan Tania dok"tanya arhan menatap dokter itu dengan serius.

     "Dia tidak apa-apa,hanya keracunan makanan.sekarang dia sedang istirahat"jawab dokter dengan senyum manisnya.

    "Makasih dok,saya boleh ke dalam"tanya arhan.

     "Nanti setelah dia masuk keruangan boleh kamu masuk"ucap dokter dan Arhan mengerti ini kan ruangan UGD jadi ngak boleh sembarang masuk.

     "Baik dok"jawab arhan dan dokter langsung pergi meninggalkan arhan.

     "Kayaknya ada yang ngak beres,aku harus selidiki siapa yang bisa-bisanya meracuni Tania"kesel arhan sambil mengepalkan tangannya.

      Sekarang Tania sudah ada di ruangan VIIP yang sudah di sediakan oleh om Rian.

      Arhan terus menatap Tania yang sedang berbaring dengan muka pucatnya dan matanya sembab karena terus menangis dari perjalanan sekolah hingga rumah sakit.

      "Tania....maafkan aku"ucap arhan meneteskan air matanya.

   Drrrt...

PRATAMA ARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang