8. Aurora

5.9K 505 27
                                    

Halooo 😍😍😍

Semangattt Pagiii 💕

*****

Karena ada banyak hal yang harus dikerjakan oleh Danu tentang semua pekerjaan pentingnya, akhirnya Danu memutuskan untuk membawa serta Lala ke kantornya. Sebab tak mungkin jika Danu meninggalkan Lala sendirian saja. Atau Nyonya Hesti bisa langsung murka dan melemparkan serangan mautnya.

"Sudah siap?"

"Iya, Pak. Semua berkas penting untuk hari ini, sudah saya siapkan. Dan sudah siap di mobil."

Danu memberikan anggukan kepalanya. Sebagai tanda puas dan bangga atas kinerja bagus dari Ega.

"Kalau tuyul kecil itu, ada di mana sekarang? Apa dia sudah siap?"

Ega lekas mengembangkan senyumnya. Saat panggilan "tuyul kecil" masih saja Danu sematkan untuk Lala.

"Sudah, Pak. Lala juga sudah siap. Sekarang, Lala sedang membaca buku sambil makan buah jeruk."

"Oke. Ayo. Berangkat sekarang."

"Baik, Pak."

Mendekati tempat duduk Lala sedang berada. Danu segera menyuarakan titahnya.

"Cepet kunyah jeruknya. Terus telen. Atau kutinggal di rumah sendirian."

Lala cengengesan. Karena sudah seperti menyangka jika Lala pasti akan kembali mendapatkan sungutan. Jadi sebelumnya Lala sudah langsung bersiap-siap dengan membawa kantong kecil berisi banyak jajanan. Dengan Ega juga yang tadi telah memberikan ide dan bantuan.

"Ayo. Berangkat. Aku udah siap."

Lala sudah berdiri tepat di hadapan Danu. Jadi Danu langsung melengos sambil mengendikan dagu.

Tapi bukan Lala namanya, jika tak punya banyak akal supaya bisa menempel pada Danu dengan leluasa. Dan gerakan konyol Lala jelas disadari oleh Ega.

Karena saat ini Lala sudah mengapit kantong bekalnya tepat di bagian keteknya. Supaya tangan kecil Lala bisa meraih celana bahan milik Danu seperti sebelum-sebelumnya.

Karena ini memang kebiasaan Lala.

Menjadikan celana apa saja yang dikenakan oleh Danu sebagai pegangan ketika Lala diajak bepergian.

Dan sepertinya, Danu sudah mulai terbiasa dengan tingkah lintah dari Lala. Oh mungkin Danu hanya sedang tak ingin membuang tenaganya untuk berdebat dengan Lala. Karena saat ini Danu sudah membiarkannya. Walau tetap saja masih menunjukan sikap enggan dan sedikit tak suka.

Tapi tak apa. Karena saat ini celana bahan melipit milik Danu sudah dipelintir oleh Lala.

Yang untung saja tak sampai keriput karena saking licinnya.

*****

Sampai di pelataran gedung perkantoran milik Danu, si bos muda lekas memberikan sungutannya untuk Lala yang sampai saat ini masih saja menunjukan binar mata takjubnya. Sebab ini memang pertama kalinya Danu mengajak Lala untuk pergi ke kantornya. Jadi saat ini, si bocah boncel sedang mengagumi tingginya gedung perkantoran dengan banyaknya kaca mengkilat yang ada di hadapannya.

"Awas aja. Nggak usah sampai ngiler. Nanti kacanya bisa kotor."

Dan gerakan polos dari Lala jadi membuat Ega menahan senyumnya. Karena saat ini dengan gerakan begitu patuhnya, Lala langsung mengusap setiap bagian sudut bibirnya. Padahal sebenarnya tak ada air liur yang menetes di sana.

Tapi ini Danu yang sudah mengeluarkan titahnya. Maka itu seperti seruan yang harus dilaksanakan oleh Lala dengan sangat segera.

Tersenyum dan segera mendekatkan tempat duduknya dengan Danu sambil tersenyum begitu bahagia, Lala lekas ingin menyampaikan pertanyaannya.

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang