50. Sungguhan

3.1K 283 132
                                    

Dan Pradipta Danu Mahesa, memang adalah golongan pria tangguh yang tak pernah menunda setiap rencana besar yang ia punya.

Sebab hanya berselang dua hari setelah Danu mengungkapkan perasaannya, dengan meminta Mentari untuk menjadi calon istrinya, Danu langsung memboyong seluruh anggota keluarganya untuk meminang Mentari secara resmi di kediamannya.

Dan malam ini, resmi, bahwa Danu dan Mentari, telah jadi sepasang calon suami istri, ketika Mentari telah dipasangkan cincin dan gelang oleh Nyonya Hesti.

Sebagai tanda, bahwa tak lama lagi waktunya, Mentari Mahika, akan masuk menjadi anggota keluarga Mahesa.

"Selamat, sayang." Ucap Nyonya Hesti dengan begitu senang.

"Terimakasih, Bu Hesti." Jawaban Mentari yang sudah menitikan air mata, yang membuat Nyonya Hesti jadi terkekeh senang karenanya.

"Bukan Bu Hesti lagi dong. Tapi Mama."

Maka setelahnya, air mata Mentari makin mengalir deras karenanya. Semakin tak bisa dibendung lagi saat Nyonya Hesti sudah langsung menarik Mentari untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Sekarang, bukan Bu Hesti. Tapi panggil Mama. Ya? Kan sebentar lagi, mau jadi anak Mama."

Mentari makin sesenggukan. Kemudian jadi memberanikan diri untuk memberikan balasan pelukan.

"Iya, Ma." Ucap Mentari terbata. Sebab masih tak menyangka. Juga senang tak terkira. Bahwa ternyata, kini Mentari akan mempunyai sosok Mama setelah kedua orangtuanya tiada.

Yang ketika mendengar panggilan sayang dari Mentari, senyum Nyonya Hesti jadi terlihat bahagia sekali.

"Jadi terimakasih ya, sayang. Terimakasih karena Tari sudah mau jadi putrinya Mama."

"Tari yang harusnya bilang terimakasih, Ma."

"Terimakasih untuk apa?"

"Terimakasih karena Mama mau terima Tari jadi putrinya Mama."

Terkekeh seperti sebelumnya, Nyonya Hesti jadi bertemu tatap dengan Mentari setelah melonggarkan pelukannya.

"Pasti Mama mau. Karena Tari adalah pilihan Danu."

Jadi kini, giliran Danu yang mendapat tatapan penuh kasih dari Mentari.

Yang saat melihat tatapan seperti apa yang sedang Mentari tunjukan padanya, ada rasa hangat yang menjalar begitu cepat sampai membuat Danu jadi tersenyum dengan sangat bahagia.

"Jangan cengeng dong. Nggak seneng habis dikasih cincin?"

Mentari mendengus.

Dan malah jadi semakin menangis karena godaan menyebalkan dari Danu.

Yang melihat Mentari semakin sesenggukan dengan tangisannya, Nyonya Hesti juga jadi gemas karena ingin ikut menggoda calon menantu kesayangannya.

"Tari sayang."

"Iya, Ma."

"Walau ide lamarannya Danu memang sangat gila, tapi nikahnya beneran karena cinta. Banyak banget sayangnya."

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang