41. Air Mata

3.2K 306 108
                                    

Masih sibuk dan teramat fokus memperhatikan kondisi Nyonya Hesti, keadaan yang tadinya tenang dan begitu sunyi, jadi terinterupsi, karena adanya dering ponsel yang tiba-tiba jadi berbunyi nyaring sekali.

Mengalihkan pandangannya, ternyata, yang berdering adalah ponsel milik Ega.

"Siapa?" Danu yang terlebih dahulu bertanya.

"Miss Tari."

Mendengar nama seseorang yang saat ini sedang bersama putri kecilnya, akhirnya Danu langsung memberikan persetujuannya.

"Angkat aja. Siapa tahu ada hal penting soal Lala."

Segera menunjukan anggukan kepalanya, panggilan dari Mentari segera diterima oleh Ega.

"Assalamu'alaikum. Halo, Miss."

"Wa'alaikumsalam. Maaf, Ga. Kalau saya jadi mengganggu waktunya."

"Oh iya. Tidak apa-apa, Miss. Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi pada Lala?"

"Iya, Ga. Lala ingin bertemu dengan Papanya."

Mendengar ungkapan sendu dari Mentari, Ega jadi menunjukan anggukan kepalanya lagi.

"Kalau begitu, ganti saja panggilan teleponnya jadi video call, Miss. Setelah ini, akan langsung saya berikan ponselnya pada Pak Danu. Jadi, Lala bisa melihat dan bertemu dengan Papanya."

"Baik. Terimakasih ya, Ga."

"Iya, Miss. Sama-sama."

"Lala. Ayo, sini, sayang. Ini, Lala bisa ngobrol dan lihat Papa."

"Beneran, Miss? Lala bisa lihat Papa sekarang?"

"Iya, sayang. Lala bisa lihat Papa sekarang."

Mendengar isi percakapan Mentari dan Lala di seberang teleponnya, akhirnya Ega segera menyerahkan ponselnya pada Danu yang sudah bangkit berdiri dari duduknya.

"Kenapa?" tanya Danu pada Ega.

"Lala mau ketemu dan lihat Kakak."

Tak lagi mengajukan pertanyaan, Danu lekas mengangguk dan memberikan persetujuan.

Yang ketika Danu telah menerima uluran ponsel dari Ega, layar ponselnya langsung menunjukan keberadaan Lala.

"Papa!"

Lengkingan suara yang sudah sangat dirindukan oleh Danu.

"Halo."

"Lala kangen banget sama Papa."

"Papa juga kangen banget sama Lala."

"Lala pengin ketemu Papa."

Ungkapan rindu, yang sangat berhasil untuk menyentak perasaan Danu.

"Iya. Tunggu Papa pulang ya. Papa juga udah pengin ketemu sama Lala."

Di seberang sana, di Jakarta, Lala segera menganggukan kepalanya.

"Iya. Lala tunggu Papa."

"Gimana kabarnya Lala di sana? Sehat kan?"

Lala kembali menunjukan anggukan kepalanya untuk Danu.

"Iya, Pa. Lala sehat. Ini, Lala baru pulang sekolah sama Miss Tari. Terus, Lala kangen banget sama Papa. Makanya Lala minta sama Miss Tari buat telepon Om Ega."

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang