23. Dua Lawan Satu

4.2K 378 122
                                    

Selamat hari Minggu buat semua Aunty Online kesayangan Lala
😍😍😍😍😍

Selamat membaca 😍😍😍

Semoga selalu suka 💕

*****

Memijat bagian pangkal hidungnya, Danu sungguhan lelah sekali dengan semua jadwal pekerjaan yang hari ini ia punya.

Tumpukan berkas yang harus Danu baca serta tanda tangani.

Klien penting yang harus Danu temui.

Serta banyaknya rapat kerja yang rasa-rasanya selalu saja ada dan tak mau sejenak untuk berhenti.

Pusing.

Dan Danu ingin mengistirahatkan semua anggota tubuhnya dengan sangat segera.

Tapi ketika pintu lift baru saja terbuka, Danu langsung menghela napas dengan sangat kasar saat melihat presensi seorang wanita yang kini sedang tersenyum dengan begitu lebar dan ingin mendatanginya.

Menggeram tertahan. Danu sungguhan sedang tak ingin berdebat sebelum ia kehilangan kesabaran.

"Usir dia, Ga." Begitu perintah telak dari Danu yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sekarang juga.

Jadi sebelum wanita berlipstik merah menyala yang kini sedang berlenggak-lenggok sambil mengembangkan senyumnya berhasil mendekati tempat Danu sedang berada, Ega telah lebih dahulu menghalau pergerakannya.

Tapi tentu saja, si wanita langsung berdecih dan mengeluarkan kalimat angkuhnya.

"Jangan berani sentuh aku dengan tangan kotormu itu."

Ega diam saja. Tak tergerak untuk segera membuka suara. Karena penilaian sengit dari wanita bergaun mini di hadapannya, memang tak akan memberikan pengaruh apa-apa untuk Ega.

"Minggir! Kenapa masih di sini?!"

Ega diam saja. Dan tetap berdiri teguh di tempatnya. Serta tak membiarkan wanita berpakaian seksi ini sampai mendekati Danu barang sejengkal saja.

"Selain tak tahu diri, kamu juga tuli ya? Kubilang minggir, ya minggir."

Maka Ega mulai membuka suaranya.

"Anda bukan golongan orang penting yang harus saya turuti perintahnya. Jadi jangan berbicara lantang lagi seakan ini adalah tempat anda."

Decihan langsung keluar dengan begitu bengisnya.

"Kamu yang nggak tahu tempatmu sedang berdiri. Karena ini memang tempatku yang ingin kuambil alih lagi."

Kini giliran Danu yang mengeluarkan decihan meremehkannya.

"Apa selain operasi plastik, kamu juga operasi otak? Jadi otak tak tahu malumu, juga sekarang berubah semakin tolol dan banyak berkhayal?"

Sindiran dari Danu justru membuat si wanita jadi menyunggingkan senyum genitnya.

"Apa aku harus buat ulah dulu, jadi kamu mau bicara sama aku?"

"Bicara pun tak berarti aku terima. Jadi jangan berani menyangka kalau kalimatku sekarang sebagai tanda terbuka."

"Oh nggak papa. Aku emang suka pria seksi dan ganas seperti kamu, Dan. Soalnya jelas lebih menantang."

Danu ingin sekali untuk meludah.

Mulai jijik dan ingin segera menyingkirkan perempuan kehilangan otak ini sekarang juga.

"Ega."

"Iya, Pak."

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang