10. Ada Apa?

5.1K 501 68
                                    

Baru merenggangkan kepala serta bagian bahunya, bahkan belum sempat mengangkat kedua tangannya, panggilan telepon dari Nyonya Hesti Prameswari sangat berhasil untuk membuat Danu jadi mendengus seketika.

Karena seperti Mamanya benar-benar tahu bahwa Danu baru saja selesai bekerja. Jadi Nyonya Besar langsung bergerak cepat untuk menghubunginya.

Tapi lagi-lagi, ini adalah panggilan dari Nyonya Hesti. Jadi selelah apa pun Danu saat ini, penggilan telepon dari Nyonya Hesti harus tetap lekas diterima supaya tak mengundang peperangan yang bisa mengerikan sekali.

Jadi menghela napas terlebih dahulu, akhirnya panggilan telepon dari Nyonya Hesti segera diterima oleh Danu.

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Wa'alaikumsalam, anak ganteng Mama."

Mendapat panggilan manis tak biasa dari Nyonya Hesti, sikap siaga Danu langsung terpasang saat ini.

"Ada apa nih? Mama mau minta apa sama aku? Bilang aja langsung. Nggak usah pakai acara mau rayu-rayu kaya gitu."

Mendapat tembakan pertanyaan tanda curiga dari putra tunggalnya, Nyonya Besar keluarga Mahesa justru langsung tertawa.

"Nggak boleh gampang berprasangka buruk sama Mama sendiri, Dan. Dosa."

"Ya justru karena aku sangat tahu kalau ini memang Mama. Jadi aku langsung tanya. Soalnya Mama jelas ngomong manis sama aku cuma kalau ada maunya aja."

Tawa Nyonya Hesti semakin terdengar sangat bahagia di panggilan teleponnya.

"Mama kan lagi kangen sama anak gantengnya Mama."

"Halah. Kalau kangen, ya langsung pulang aja. Nggak usah pakai acara mau rayu aku kaya gitu."

"Idih. Jutek banget ih."

"Ya biasanya, Mama ngomong sama aku aja pakai sambel terus kok. Ini sok mau pakai madu. Ya gimana aku nggak jadi curiga bawaannya?"

Kikikan begitu geli dari Nyonya Hesti jadi terdengar saat ini.

"Ya udah lah kalau kamu nggak mau dikangenin sama Mama. Mama mau kangen sama Lala aja."

Dan jawaban seperti ini memang sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh Danu. Jadi kini si putra mahkota sudah langsung menggerutu.

"Halah. Akhirnya udah nggak kuat kan buat nahan apa maksud dan tujuan utamanya. Emang alibi."

Di seberang sana, tawa Nyonya Hesti sungguhan langsung menggema.

"Ya kenapa si? Masa Mama mau kangen sama cucu sendiri nggak boleh?"

"Iya. Tapi kangennya jadi selalu ngerepotin aku."

"Biarin. Emang sengaja. Biar kamu mau keluar dari kamar. Dan nggak sibuk terus sama kerjaan."

"Ya apa Mama mau makan sama batu dan air mentah aja? Kalau iya, si nggak papa. Aku bisa langsung males-malesan sekarang juga."

"Iya. Batu nggak papa. Yang banyak. Biar bisa langsung bangun rumah besar buat anakmu."

"Aku belum punya anak. Jadi nggak usah ngarang."

"Kan kamu punya Lala, Dan. Dia anakmu. Jadi jangan pura-pura sok kaya mau amnesia deh."

Maka geraman kesal dari Danu seketika mengudara dengan begitu lancarnya. Bagai jawaban dengan nada begitu ringan dari Nyonya Hesti adalah pancingan paling jitu yang bisa langsung berhasil untuk memancing segala jenis dengusan sengit yang Danu punya.

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang