32. Damai?

3.6K 329 83
                                    

Pasukan militannya Papa Danu mana nihhh suaranya???

Semangat lagi yukkk biar siap buat kejutan selanjutnya 😍😍😍

*****

Tok tok tok.

Baru mengetuk pintu kamar rawat inap Lala, tapi Mentari sudah langsung mendapatkan sambutan dari dalam sana.

"Ya. Silahkan masuk."

Menghela napas terlebih dahulu, Mentari sedang mempersiapkan dirinya karena masih cukup khawatir jika bertemu dengan Danu.

Dan benar saja, baru membuka pintu kamar rawat inap Lala, Mentari harus bisa menahan hunusan tatapan sengit yang sedang ia terima.

Pelakunya, tentu saja dari seorang Pradipta Danu Mahesa.

Yang kini sudah langsung memalingkan wajah ketika Danu mengetahui bahwa yang datang adalah Mentari Mahika.

"Jutek banget ih. Astaga," batin Mentari yang jelas langsung mengeluarkan kalimat protesnya.

Hanya di dalam hati tentu saja. Karena kalau sampai melontarkannya, sudah bisa dipastikan bahwa tuan muda yang tampan sekali wajahnya, akan bisa semakin memberikan balasan pedasnya.

Jadi lebih baik tenang saja dulu. Supaya Mentari tak semakin memancing tatapan permusuhan dari Danu.

"Wah. Ternyata, Miss Tari yang datang. Sini, masuk, Miss."

Mentari lekas menghembuskan napas dengan sangat lega. Saat ternyata, Nyonya Hesti mau memberikan sambutan hangatnya. Begitu juga dengan Lala, yang kini telah melambaikan tangan kanannya.

"Halo, Miss Tari." Sapaan Lala yang terdengar manis sekali.

Tak lupa juga dengan Ega. Yang walau tanpa suara, tapi sudah memberikan anggukan kepala. Yang membuat Mentari merasa cukup lega, walau Danu masih saja bungkam dan seakan tak memperhatikan kedatangannya.

Ya. Tak apa. Sebab jelas tak mungkin mengusik ketenangan tuan muda keluarga Mahesa yang bisa mengerikan sekali delikannya.

Mengembangkan senyumannya, Mentari segera meraih tangan kanan Nyonya Hesti untuk dicium punggung tangannya.

"Assalamu'alaikum, Bu Hesti."

"Wa'alaikumsalam, Miss. Miss Tari datang karena mau belajar sama Lala ya?"

Mentari segera memberikan anggukan kepalanya. "Iya, Bu. Betul. Saya datang, karena ingin menyampaikan materi pelajaran hari ini untuk Lala."

"Wah. Untung aja Miss Tari udah datang. Jadi nggak ketinggalan."

Melihat raut wajah tak biasa dari Nyonya Hesti, Mentari jadi khawatir kalau tak sengaja melakukan kesalahan lagi.

"Mohon maaf, Bu. Memangnya, ada apa? Apa saya melakukan kesalahan?"

"Oh nggak," jawaban Nyonya Hesti yang memberikan kelegaan luar biasa bagi Mentari.

"Hari ini, alhamdulillah, Lala sudah boleh pulang."

Berita gembira yang membuat Mentari juga bersyukur luar biasa. Tapi kalimat Nyonya Hesti setelahnya, membuat bilah bibir Mentari jadi kelu harus mengeluarkan balasan seperti apa. Apalagi saat Danu masih saja menunjukan tatapan bengisnya.

"Karena Miss Tari masih ada jadwal belajar dengan Lala, jadi ayo, ikut ke rumah saja. Belajar di rumah. Soalnya nggak mungkin kalau belajar di rumah sakit lagi."

Mentari makin kikuk di tempat berdirinya. Apalagi ketika Nyonya Hesti kembali bersuara, padahal Mentari belum memberikan jawaban atas pertanyaan sebelumnya.

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang