37. Jaga Jarak Aman

3.7K 338 160
                                    

Hari masih bisa dibilang pagi. Tapi Danu sudah bersungut-sungut saat ini.

Dengan apron di tubuh tegapnya. Wajah Danu justru berbanding terbalik tak semanis warna pink celemek yang sudah menggantung di lehernya.

Jika warna merah muda itu manis sekali.

Maka ekspresi wajah Danu saat ini sudah seperti mendung paling gelap yang akan menurunkan hujan sangat deras.

Kelabu.

Sungguh.

"Senyum dong, Kak. Biar manis."

Melirik dengan ekspresi sengitnya, Danu sungguhan jadi ingin sekali untuk meremat wajah Ega. Yang berani-beraninya malah terkekeh sambil memotret dirinya.

"Pasti mau kamu kirim buat Mama ya. Awas aja."

Berhasil menghindar dari serangan maut seorang Pradipta Danu Mahesa, Ega langsung bergerak cepat ingin mengamankan ponsel pintarnya. Karena sayang sekali kalau potret Danu yang manis sekali harus hilang dan tak diabadikan dalam jepretan kamera.

"Iya dong. Biar Ibu tahu kalau putra sulungnya manis sekali," puji Ega masih sambil terkekeh geli. Yang jelas langsung mendapat dengusan dari Danu yang sudah memicing tajam sekali.

"Awas aja, Ga. Kuhajar beneran habis ini kalau kamu nggak mau hapus foto tadi."

Tapi Ega justru jadi pongah sekali memperlihatkan otot-otot lengannya. "Oh. Nggak papa, Kak. Aku udah tahan banting terima ancaman dari Kakak. Jadi tenang aja. Ayo berantem. Aku ladenin. Yang penting, Ibu udah seneng lihat foto Kakak."

Maka Danu hanya bisa menghembuskan napas pasrahnya. Apalagi saat Ega sudah menunjukan layar ponselnya. Di mana di sana, ada balasan begitu menyebalkan dari Nyonya Hesti tetcinta.

From : Nyonya Besar

Gemes banget!

Pokoknya foto

Yang banyak

Danu

Lala

Kamu juga

Awas aja kalau sedikit

Nggak boleh pulang ke rumah!

Atau kalian harus lomba ulang lagi

Seruan begitu mutlak yang pasti tak bisa ditolak oleh Ega.

Maka yang bisa dilakukan oleh Danu memang hanya pasrah saat Ega sudah kembali tertawa dan mengabadikan potret dirinya.

Kesal sekali dengan kelakuan Ega, akhirnya Danu memberikan pitingannya.

"Kamu aja yang pakai ini."

Tertawa di ketiak Danu yang sedang menghukumnya, Ega justru semakin bahagia karenanya.

"Tapi ini buat Papa-Papa, Kak. Papa. Bukan Mama. Jadi harusnya, memang Kakak yang pakai. Bukan aku."

"Tapi ini pink. Aneh."

"Nggak. Itu bagus. Manis banget malahan. Serius."

"Manis matamu minus. Udah. Cepetan. Kamu yang pakai ini. Aku udah risih nih."

"Yakin? Kalau aku yang pakai ini, berarti nanti, Kakak harus main sama Mama-Mama lho. Mau?"

Semakin mengeratkan pitingannya, Danu sungguhan sedang melampiaskan semua kekesalannya pada Ega.

Serigala Berhati Domba ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang