The Controversial Little Hamster

11 5 0
                                    

Aku bertemu seekor hamster. Dia punya nama yang keren, tapi aku lebih suka tetap hamster. Pada mulanya dia agak lucu. Lama-lama dia semakin lucu. Aku sampai berpikir mau memeliharanya bahkan saat aku tahu dia nakal.

Dia suka bersembunyi untuk membuat orang panik. Dia menyindir dengan tipografi yang cantik karena dia bisa menulis. Dia tak mau berdonasi untuk studi para hamster. Dia bergaul terlalu dekat dengan hamster cewek. Dia mencuri kamera penjaga toko dan berfoto banyak-banyak. Itu tidak sopan walaupun aku terpingkal-pingkal melihat fotonya. Dia berbakat jadi konyol.

Tapi suatu hari, aku menemukannya dalam keadaan lemah. Dengan tubuhnya yang sudah kecil, ia sakit pula. Beberapa kali tak berdaya bahkan sampai pingsan. Orang tuanya tidak ada di toko ini. Kata penjaga toko, dia memang agak-lebih-sakit dibanding hamster lain. Aku pernah dengar salah satu hamster mengejek karena penyakitnya dan aku sangat marah sampai ingin meremas kawannya itu. Jahat sekali.

Aku hendak meraih tangan mungil hamster-ku yang lemah, namun dia tertutup di dalam kotak kaca. Penjaga toko melarangku dekat-dekat. Katanya, beli dulu baru boleh pegang. Jadi aku cuma bisa melihatnya dari jauh. Aku tak sanggup membelinya. Aku hanya bisa beli permen dan kuselipkan di sana. Aku harap dia merasakan sensasi manis itu, tapi aku tak pernah tahu apakah dia mengambilnya atau tidak. Penjaga toko menyuruhku pulang dan menutup toko hingga berhari-hari.

Aku tak berselera melakukan apa pun. Aku rindu hamster. Sangat merindukannya. Walaupun kami tak pernah main bersama, aku sudah senang hanya melihat hamster bermain dengan kawan-kawan. Di dalam kotak kaca itu. Kotak yang tak pernah membiarkanku bertemu dengannya.

Lagipula jika aku berhasil membelinya dan kami selalu bersama, apa kata teman-temanku? Mereka pasti akan sangat terkejut. Mereka pasti menganggapku gila. Aku, seorang anak yang tak pernah berteman dengan hewan, kini memelihara hamster dan bersahabat sangat dekat. Teman-temanku bisa kecewa. Guru-guruku juga. Dan apa lagi Ibu. Dia sangat tak setuju jika aku dekat dengan hamster. Katanya, ada yang lebih pantas bagiku di luar sana.

Padahal tidak! Aku ingin bersama hamster. Aku mau main setiap hari. Berbincang setiap waktu. Dia pendengar yang baik, aku tahu. Dan sekali dia bicara, aku tak akan pernah bosan mendengarnya karena sebelum ini sangat jarang. Tapi kondisiku tak memungkinkan. Semua orang mengatur hidupku. Semua orang akan mengucilkan aku jika aku berteman dengan hamster. Reputasiku akan hancur di sekolah. Semua orang akan menjulukiku sebagai pelanggar norma.

[]

Suatu pagi, aku dapat kabar bahwa keluargaku akan pindah. Sepekan penuh aku harus membantu beres-beres rumah tanpa boleh keluyuran apa lagi ke toko. Di hari keberangkatanku, aku berencana akan menyempatkan diri ke toko untuk membeli hamster dengan sisa tabunganku. Aku akan membelinya! Tapi, baru saja aku hendak pergi, taksi kami datang lebih cepat. Ibu bergegas karena tak mau supir menunggu lama, dia bahkan menarik tubuhku yang terus berontak.

"Nak, sudahlah. Sudah. Mari pergi sekarang."

"Aku--harus--bertemu--"

"Tidak akan bisa, Nak. Ayo cepat naik."

"Tapi--hamster--"

"Putriku!" bentak Ibu. Ia menatapku dengan wajah keras dan mata yang lelah. Belakangan ia sering menangis. "Tidak akan bisa. Tidak akan pernah."

Tubuhku membeku ketika udara berubah panas. Air menggenang di pelupuk mataku. Ibu merengkuhku dalam pelukannya sebelum menggiringku ke dalam mobil. Dia mengusap-usap pundakku yang terus berguncang.

Taksi melewati sebuah toko yang baru buka. Dari jendela transparannya aku melihat ke dalam, ke meja di dekat kandang bunglon. Ke sebuah kotak kaca. Ke sosok kecil yang sedang bermain dengan kawan-kawannya. Kami bahkan tak pernah bertemu sapa. Tak sedikit pun memberi senyum satu sama lain. Tidak saling kenal dengan benar. Tidak bisa duduk bersisian dan bertukar lelucon. Tapi apa ini? Aku sudah harus pergi? Kenapa begitu singkat dan menyakitkan?

Seolah-olah membaca pikiranku, Ibu menghela napas. Dia menyeka air mataku yang terakhir.

"Mau bagaimana lagi?" lirihnya. "Cinta pertamamu seekor hamster."

[]

Juni 2022
Airu

Sweet Macabre [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang