Lubang Antropophagi

19 3 0
                                    

Meskipun Doktor lebih sering bersikap tidak ramah kepadaku, aku tetap menghormatinya. Aku adalah Will Henry, asisten Pellinore Xavier Warthrope, yang sangat mungkin menyayangi orang paling dingin dan kejam dan galak dan kadang berubah jadi anak manja itu selama ini.

Aku selalu setia di sisinya setiap kali ia memulai penyelidikan tentang asal mula Antropophagi bisa beranak di New England kami atau setiap operasi makhluk itu atau setiap marabahaya yang menjadi satu dengan dirinya. Doktor dan bahaya tidak pernah terpisahkan. Dia memang tak punya rasa takut sedikit pun, atau bahkan sebuah hati, karena ia seorang ahli monster yang brutal—alias ilmuwan bidang Filsafat Alam Biologi Menyimpang—selalu terlibat dengan banyak darah, gigi-gigi tajam, cakar, dan pembunuhan para manusia oleh Antropophagi yang beringas. Paling tidak, dia menyebut dirinya begitu meski aku dan sebagian besar orang di kota ini meragukan kelegalan profesinya.

Namun, ia sungguh menjadi peneliti monster yang berusaha menyelamatkan desa kecil waktu itu dari serangan sekelompok Antropophagi (aku turut hadir di sana ketika aku dijadikan umpan olehnya), serta ada banyak lagi petualangan penuh kematian yang kami alami sejak kedatangan Erasmus Gray pada tengah malam bersama jasad seorang wanita yang melekat dengan Antropophagi. Kami bahkan sampai pergi ke pemakaman Old Hill dan berpapasan dengan sang matriark alias induk terkuatnya, ke Motley Hill di Dedham (tempat orang-orang sakit jiwa yang salah satunya pernah menjadi saksi penyeludupan Antropophagi), lalu kembali ke desa kami karena ada sebuah gereja diserang secara brutal oleh sekawanan monster itu (di sinilah aku bertemu Malachi, anak laki-laki yang sedikit lebih tua dariku, tetapi dengan trauma yang sama beratnya).

Doktor selalu memerintah, menyuruhku ini dan melarang itu, serta banyak lagi hal yang dia atur sepenuhnya. Aku tak bisa mendebatnya. Aku tak punya kata-kata untuk mendebat.  Aku hanya terus menyeduhkan teh, dan memasak, dan mengambilkan setiap alat-alat bedah mengerikan di lab bawah tanah terkutuk di rumah kami saat ia hendak memulai operasi seekor monster yang kadang memualkan. Ia tak peduli jika aku masih anak laki-laki berusia dua belas tahun yang baru kehilangan kedua orang tuanya, ia hanya tahu bahwa aku sudah dititipkan padanya dan ia akan memanfaatkanku sebaik mungkin.

Aku sebenarnya sering saja sakit hati. Setiap ia bicara dengan kasar, atau membentak, atau mengataiku bodoh dan naif, sebab aku pun masih seorang bocah yang sekali-kali memimpikan bermain di taman dan makan es krim. Sedangkan hidupku bukan seperti itu. Hidupku adalah bersama Dr Pellinore Warthrope. Kami sudah terikat dalam suatu dunia yang mungkin menjadi berkah sekaligus kutukan.

Namun, aku selalu mengaguminya. Aku patuh padanya. Bahkan setiap ia mulai berenjana di kamarnya, menangis keras, aku merasakan sakit hatinya seolah-olah itu hatiku. Aku menyayanginya dan ia pun begitu terhadapku. Yang berbeda adalah Doktor tidak mengatakan perasaannya. Doktor menunjukkannya dalam bentuk tindakan tanpa ia sadari, seperti ketika ia menginginkanku selalu di dekatnya ketika kami menggali kuburan di Old Hill untuk mengejar Antropophagi ke sarang mereka.

Waktu itu, aku terpisah dengan Doktor akibat Dr John Kearns yang penikmat hal-hal sadis dan gelap menjebakku. Aku tergelincir ke dalam terowongan tanah yang sempit dan seakan-akan bisa rubuh kapan saja hingga menguburku hidup-hidup. Keluar dari sana, aku justru menemukan sarang Antropophagi yang kami cari sekian lama. Di sana ada beberapa anak Antropophagi yang sedang tidur, tetapi aku tak sengaja membangunkan mereka hingga kami terlibat pertarungan sengit. Aku sempat nyaris mati akibat mengasihaninya dan berusaha tidak menyerang. Untunglah aku berhasil kabur dan bertemu dengan tim kami yang terpencar. Dr Kearns, Malichi, dan ... Doktor.

Di sana ada Doktor, tanpa kuduga, menarikku ke dadanya dan berbisik dengan sengit, "Sudah kubilang kau tak tergantikan bagiku. Apa kau pikir aku berbohong, Will Henry?" Bersamaan itu dia melepaskanku dan memalingkan wajah sejenak seolah-olah dia malu oleh pengakuannya. Kemudian dia kembali memandangku dan bertanya ketus, "Sekarang katakan, dasar bocah bodoh dan konyol, apa kau terluka?"

Doktor begitu khawatir hingga aku bahkan dapat mendengar debaran jantungnya tadi, dan merasakan pelukan tubuh kokoh itu yang hangat. Meski hampir mati dan sudah luka-luka, aku sungguh senang. Aku senang melihatnya khawatir terhadapku. Aku senang mendengar suaranya yang menyiratkan perhatian khusus padaku. Namun, dia pun pernah berkata:

Jangan bohong padaku, Will Henry. Padaku atau pada siapapun—jangan pernah. Berbohong adalah jenis lawakan paling buruk.

Jadi aku selalu berusaha untuk tidak berbohong, atau menutupi perasaanku yang selalu dihiasi kebencian terhadapnya. Baru sekarang ia peduli padaku? Setelah bahkan ia sendiri yang mengirimku ke bawah sana bersama Dr Kearns si psikopat ceria yang sinting dan tak pernah segan mengorbankan orang lain demi ilmu pengetahuan? Karena apa sebenarnya? Apakah ia sayang padaku, atau ia hanya tidak mau kehilangan pembantu manis-penurut-anti debat yang selalu dapat ia andalkan kapan dan di mana pun meski baru berusia dua belas tahun?

Maka kukatakan dengan lantang, "Aku juga tidak masalah jika terluka, atau mati, karena itu bahkan mungkin membebaskanku dari seorang pria egois yang tergila-gila dengan monster dan selalu mengharapkan surat dari ayahnya yang tak pernah sampai sejak bertahun-tahun silam, Sir!"

Maka ia terdiam untuk pertama kalinya, sementara Dr Kearns terkejut sambil menyeringai, dan Malichi berusaha tidak melihat pertengkaran kami. Sedetik kemudian, aku mematikan obor kami sehingga raungan-raungan para monster terdengar mendekat, sebab mereka menjauh jika ada cahaya.

"Maaf, Sir. Aku sesungguhnya sangat ingin melakukan ini dari dulu."

Kemudian aku mendorongnya ke lubang sarang Antropophagi yang tadinya akan dijelajahi oleh Malichi. Kearns terbelalak tapi terbahak-bahak, sementara Malichi terperanjat--ketakutan melihatku.

Aku melongok sedikit ke bawah lubang yang gelap itu, lalu menangis. Aku membunuh satu-satunya orang yang dapat menjadi keluargaku di dunia berdarah dingin ini ....

***


DWC Juni 11 23
Airu

"pilih salah satu pasangan favorit kalian dari cerita orang lain (buku yang sudah terbit). Buat pasangan tersebut karam di cerita hari ini. Cantumkan cerita asal dari pasangan yang kalian ambil di akhir cerita"

Monstrumologist-Rick Yancey

[ingatan terjauh Airu, enggak ada pasangan favorit Airu dari novel manapun alias novel-novel yang Airu baca dominan bukan romansa dan sekalinya ada couple biasanya memang SUDAH karam. Di sini pasangannya ada Will Henry dan Dr Warthrope, bukan gay, tapi menurut Airu mereka "pair" yang Airu suka dan kalau "karam" sangat bikin Airu sakit hati. Jadi Airu enggak kepikiran cara buat mereka karam selain Will Henry yang bunuh Doktor ufff ooc but imo he must be ever thought about it once in lifeT_T]

Sweet Macabre [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang