Ujung Dunia

21 6 0
                                    

Kami mungkin mulai mabuk, tapi Samuel masih menambah isi gelasnya, menenggak lagi. Dia marah waktu kubilang, "Bumi pasti datar soalnya kalau kita lihat garis cakrawala tanpa terputus, kelihatannya mirip garis datar. Kalau bulat, bukannya ada lengkungan di suatu tempat—kayak bola?"

Dia meracau, "Enggak bisa—kita butuh kerangka acuan." Rambutnya sudah berantakan meski tuksedo dan celana hitamnya masih sangat rapi. Tangannya yang memegang gelas teracung. "Sebelum melihat dan menyimpulkan."

"Saya enggak paham—hik—dan Anda lebih baik berhenti minum, Sir." Aku bersandar di lengan sofa. Teler.

"Kalian terlalu mengandalkan interpretasi literal dari alkitab, Ethan, dan percaya kalau Tuhan memasang lengkung langit di atas Bumi."

"Itu mungkin benar. Di atas sana bisa saja bukan angkasa luar yang kita kenal, Sir. Anda bisa bayangkan hologram diproyeksi ke permukaan kubahnya sampai menampilkan pemandangan angkasa yang kita lihat tiap malam."

"Konyol." Samuel terbahak-bahak. "Lebih baik kalau kalian mulai meneliti tentang gravitasi ketimbang berkhayal."

"Enggak ada gravitasi, Sir. Adanya akselerasi semesta."

"Apa lagi itu?"

"Cakram datar Bumi yang melakukan akselerasi ke atas. Makanya orang yang melompat bakal jatuh lagi. Tapi, bukan Bumi yang menariknya. Bumi yang justru naik."

"Kamu benar-benar harus keluar dari komunitas itu. Enggak sehat." Samuel merebahkan diri di pangkuanku. "Berspekulasi macam-macam. Bumi sebagai piringan datar yang berpusat di Kutub Utara, dibatasi dinding es ... aku enggak pernah paham."

"Di luar dinding es itu masih ada perbatasan es abadi lagi, Sir." Aku berusaha memindahkan tubuh Samuel agar bisa berbaring dengan benar—bukan menindihku. Dia suka mulai aneh jika sedang mabuk. "Pemahaman kita ini yang terhalang olehnya. Ada perbatasan es abadi yang membentang lebih jauh daripada yang mampu dilihat mata atau teleskop. Kita bisa jatuh, tersesat dalam bayangan atau kegelapan."

"Sulit dibayangkan ada yang jatuh ke sana, Ethan. Kamu mulai mabuk."

"Kita mabuk sekarang." Aku menarik napas. "Sir, apa Anda enggak berpikir teman-teman Anda itu orang jahat? Mungkin bagian dari Freemasons, Illuminati, manusia kadal, atau kekuatan setan. Atau bahkan kaum Nazi."

"Kamu lucu. Kami jelas-jelas bukan kultus: kami ilmuwan. Kami berteori dan membuktikan teori itu. Kami meneliti, bukan berkhayal." Samuel mengeluarkan cerutu sambil berbaring dan memantiknya. Mengembuskan asap. "Kalian itu cuma pemikir bandel yang berbaris berani. Mengarang-ngarang alasan dan kebenaran soal bentuk Bumi."

"Tempat ini justru mendorong kebebasan berpikir dan berdebat saya, Sir."

"Cukup jelas."

Kami terdiam cukup lama, merenung dalam pikiran keras masing-masing. Walaupun Samuel mengikuti cara berpikir Phytagoras berabad-abad lalu, dan ia terus mengecap bodoh cara berpikirku, aku masih menghormatinya. Dia adalah majikanku. Aku juga sudah menyayangi pria dengan trauma berat ini. Samuel kehilangan istrinya yang membawa anak mereka untuk pergi ke ujung dunia. Istrinya sama sepertiku. Dia percaya bahwa matahari, bulan, planet, dan bintang-bintang hanyalah beberapa ratus mil di atas kami. Dia percaya jika kita jalan terus hingga ke utara, kita akan menemukan dinding esnya ... dan dapat menjabat tangan Tuhan.

"Ethan."

"Ya, Sir."

"Kadang-kadang, aku merasa kamu sangat familier."

"Setiap orang pasti pernah merasakannya."

"Apa yang sebenarnya kamu lihat di sana?"

"Maaf, Sir?"

"Apa yang sebenarnya Marjory lakukan bersamamu?" Samuel mencengkeram pundakku. "Ke mana kalian pergi, Ethan? Ke mana dia pergi?"

Aku menggeleng. "Saya sungguh enggak tahu, Sir. Sama sekali."

***

DWC Juni 5 23
Airu
"masuk ke website lalu klik tombol 'Next Website' satu kali. Buat cerita dengan tema sesuai website yang muncul. Sertakan hasil gacha di akhir cerita"


[NOTE. Jujur aja ini tema pertama yang bikin Airu kewalahan, soalnya teori bumi datar enggak sejalan sama logika Airu yang udah ditanamkan paham bumi bulat agak oval berdasarkan sains dan agama]

 Jujur aja ini tema pertama yang bikin Airu kewalahan, soalnya teori bumi datar enggak sejalan sama logika Airu yang udah ditanamkan paham bumi bulat agak oval berdasarkan sains dan agama]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Macabre [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang