Proyek Astral

14 6 0
                                    

Nenekku menghabiskan masa tuanya bukan untuk merajut kupluk, tapi mengikuti ritual gelap. Dia telah melakukan itu sejak muda, sejak bertemu Kakek. Kupikir, hidup kolot anehnya ya hidupnya. Aku tetaplah Gen Z yang sekarang cuma peduli berkarya di sosmed dan sakit mental. Namun, rupanya ritual yang mereka lakukan itu berimbas kepada keturunan. Tidak semua keturunan, tapi hanya yang sial saja.

Dan aku sial.

Itulah satu-satunya penjelasan kenapa aku jadi punya kemampuan gila ini: menjelajahi setiap masa. Aku tak pernah istirahat dengan tenang. Setiap kali tidur, aku bukan bermimpi hal-hal aneh seperti dikejar hantu, berjalan di trotoar tanpa ujung, telanjang ke sekolah, atau semacam itu. Aku justru muncul di berbagai masa yang telah berlalu. Waktu bom meledak di Hiroshima, waktu menara Eiffle sedang dibangun, waktu kapal pertama Portugis berlabuh di Borneo, waktu tembok Konstantinopel runtuh, waktu JF Kennedy ditembak, dan lain-lain. Wujudku transparan dan aku tak terlibat apa pun, tapi rasanya mengerikan.

Aku sudah pernah protes pada Nenek (kakekku sudah meninggal), dan dia bilang, proyek astral itu bagus untukmu. Aku melotot. Bagus apanya? Bagus menggiringku gila? Saat aku melapor pada Ayah dan Ibu, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Mereka hanya bilang bahwa sudah masanya bagiku untuk tidak berkhayal seperti anak kecil.

"Aku enggak berkhayal," sangkalku.

"Gen Z suka begitu, namanya denial," bisik ibuku pada Ayah yang manggut-manggut. "Ibu baca dari Facebook."

"Aku dengar, Bu. Ini bukan khayalan: ini sihir! Jin! Nanti kalau aku kenapa-kenapa gimana? Kalau aku kejebak dan enggak bisa balik gimana? Atau aku harus melek sepanjang hidup tanpa tidur?"

"Gen Z memang pandai bicara," bisik Ibu lagi sementara Ayah manggut-manggut. "Ini berarti anak kita bukan berusaha memberontak. Dia pintar aja."

Aku menggerutu dan pergi ke kamar.

***

Sudah pukul satu malam dan mataku sangat berat. Aku mengantuk parah, tapi terlalu takut untuk tidur. Bagaimana jika kali ini aku malah pergi ke zaman dinosaurus? Atau renaisans? Holocaust? Aku bergidik dan bergelung di dalam selimut. Jantungku berdebar. Bagaimana ini?

Namun, makin aku berpikir, makin aku tidak sadar sudah terlelap.

Aku tergegau di sebuah hutan yang redup menjelang maghrib, di atas pohon. Padahal keberadaanku terlepas dari zaman ini, tapi entah kenapa aku menggigil kedinginan. Di bawah sana ada anak perempuan yang berlari mengejar sesuatu mirip capung ke sebuah labirin daun, sebelum dipanggil oleh seorang wanita.

"Ofelia!"

Kemudian, mereka bicara dengan bahasa yang tak kumengerti. Apa ya? Kalau tidak salah, ini seperti bahasa Spanyol. Aku turun dari pohon dan mengikuti mereka ke pekarangan luas di depan bangunan besar. Di sana ada beberapa mobil tentara dan orang-orang berseragam. Apakah mereka pasukan militer? Aku berusaha menguping dan mencari setiap petunjuk dengan apa pun yang bisa kupahami, sampai aku melihat sebuah koran.

Tahun 1944.

Ini spanyol ketika sedang dalam pengaruh fasisme yang besar. Dan anak perempuan yang tadi kulihat, si Ofelia itu, ternyata anak sang petinggi militer. Vidal kayaknya. Kapten Vidal begitu. Aku masuk ke kamar Ofelia ketika dia didatangi capung tadi. Bukan capung, eh! Itu peri. Aku mulai pusing dan kebingungan. Ini sepertinya bukan murni sebuah sejarah atau masa yang benar-benar terjadi di dunia.

Aku mengikuti Ofelia dan perinya menuju hutan tempatku pertama muncul dan menyusuri labirin semak. Langitnya sangat gelap dan udara dingin terus menembus piamaku. Aku berjalan dengan perasaan aneh seolah ini amat nyata. Daun-daun keringnya. Tanahnya. Dan bau pohon yang sangat terasa.

Ofelia menuruni tangga gelap berputar di tengah labirin itu. Oh tidak tidak tidak. Apakah dia bodoh? Itu jelas-jelas kelihatan seram dan bahaya BANGET. Tapi, dia terus saja seolah-olah tak peduli kecuali pada perinya. Aku sih tidak mau ikut-ikutan meski aku juga tidak bakal kenapa-kenapa. Di bawah sana terdengar suara Ofelia yang bergema disusul suara geraman yang mengerikan.

Aku berbalik, keluar dari labirin dan kembali ke pekarangan rumah besar sebelum dikejutkan sesuatu. Itu Kapten Vidal didampingi beberapa pasukannya. Di depan mereka ada dua orang yang mirip rakyat jelata, pemuda dan kakeknya. Mereka seperti memohon agar dilepaskan, sementara Vidal mengecek barang-barang mencurigakan dari tas mereka.

Saat aku mendekat, Vidal tahu-tahu mengeluarkan sebuah tabung panjang dari tas dan menusukkannya ke wajah si pemuda. Aku terkesiap dan menutup mulut. Wajah pemudia itu ditusuk-tusuk sampai hancur dan berlumuran darah, sebelum ia tumbang. Vidal menyambar pistol dari saku dan mengarahkannya kepada si kakek. Aku refleks menjerit.

"Jangan!"

Dalam sekejap, orang-orang itu menoleh padaku yang membeku di dekat pohon.

Mereka. Menoleh. Padaku.

Pasukan di sana segera menyiapkan senjata dengan siaga. Vidal melepaskan kakek dan berderap ke arahku.

"Ofelia?"

Aku menelan ludah.

Ini gila.

Ini berbahaya.

Aku tak seharusnya terlihat.

Aku cuma remaja Gen Z yang keluyuran ke masa lalu waktu tidur. Tidak punya kaitan apa pun. Tidak bisa mengintervensi insiden-insiden itu.

Vidal mengatakan sesuatu lagi, tapi aku tak mengerti bahasa Spanyol. Salah satu prajurit menyorotkan senter kepadaku sehingga Vidal terdiam. Dia bicara singkat, lalu menggeleng dan kembali. Aku bernapas lega. Mungkin saja mereka hanya melihat bayangan atau mendengar suara. Namun, tahu-tahu terdengar bunyi tembakan beruntun.

Para prajurit menembakku.

Waktu seperti melambat saat aku limbung ke tanah dengan sekujur tubuh mendera peluru panas yang menyakitkan. Darah kental menyeruak di sekelilingku. Aku menangis saking sakitnya. Ini nyata. Ini nyata. Aku datang ke Spanyol pada tahun 1944. Aku ditembak mati di kawasan militer otoriter yang bahkan tak kukenal.

***

"Nak, bangun. Kamu sekolah kan hari ini? Ayo jangan malas. Gen Z itu ya suka cari-cari alasan buat malas, lagi stres lah, mau healing lah, capek deh."

"Nak?"

"Kamu pura-pura masih tidur, ya?"

"Nak ...? Kok kamu enggak nap—"

Ruangan itu hening sebelum suara jeritan wanita terdengar.

***

DWC Juni 25 23
Airu

"buka https://www.getrandomthings.com/list-of-fantasy-films.php  (dilarang refresh). Pilih salah satu film untuk menjadi latar tempat cerita kalian hari ini"

 Pilih salah satu film untuk menjadi latar tempat cerita kalian hari ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Macabre [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang