33.2. A Best Decision

3.1K 737 197
                                    

Berhubung target ga tercapai, aku update seperti biasa🥰🖤

Selamat menikmati keuwuan Devdas & Aretha ya😘🥰😍 Bab ini manis bgt soalnya 🖤

Semoga belum pada tidur....

Baca duluan bisa ke Karyakarsa Agustus29 ya. Udah sampe extra bab 12🖤🖤🖤

33.2. A Best Decision

 A Best Decision

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang, sih. Kaina menyetujui hal itu. Namun, ada sesuatu yang masih mengganjal di hati Kaina.

"Kak?" panggilnya kemudian, setelah mereka memasuki mobil Aretha. Mereka memang datang satu mobil, karena Aretha yang menjemput ke rumah.

"Kakak beneran nggak ada perasaan sama Mas Devdas?"

Aretha terdiam.

Apakah tidak ada? Jawabannya tentu saja sebaliknya.

Dia menyayangi Devdas, dan Aretha juga sudah mengakui hal itu pada Devdas, bukan?

Memilih untuk menyembunyikan perasaannya pada Kaina, Aretha meresponsnya dengan gelengan.

"Sama sekali?" sahut Kaina. Nada bicaranya terdengar kaget.

"Ya," jawab Aretha kemudian, diiringi dengan suara hatinya yang mengejek.

Dasar munafik!

"Oke. Kalau gitu, keputusan yang Kakak ambil memang sudah benar."

Aretha mengembuskan napasnya pelan. Semoga saja.

Aretha tidak ingin menyakiti Devdas lebih dalam lagi. Pria itu berhak bahagia. Meski Devdas selalu berkata bahwa ia adalah sumber kebahagiaan pria itu, tetapi Aretha merasa tidak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan itu pada Devdas. Maka dari itu, Aretha memilih untuk melepasnya.

Aretha pikir, ini adalah keputusan terbaik untuk mereka.

***

"Lovey!"

Setelah membukakan pintu, seruan Devdaslah yang menyapanya.

Aretha tersenyum, dan balas memeluk erat saat pria itu mendekapnya.

"Kangen banget tahu, nggak?" rengek Devdas dalam pelukannya, membuat Aretha tak kuasa untuk menahan tawanya lagi.

"Berlebihan banget tahu, nggak?" jawab Aretha, membuat Devdas langsung melepaskan dekapan mereka dan menatapnya tak percaya.

"Kamu emangnya nggak kangen sama aku?" tanyanya setengah merajuk. Matanya menyipit tanda kesal.

Aretha menggeleng, disertai mengedikkan bahu. "Nggak, tuh."

"Ish, bohong! Kamu juga nggak kalah kangen sama aku, kan?" Devdas melarikan tangannya ke tubuh Aretha dan menggelitik pinggang wanita itu, hingga Aretha tertawa disertai meminta ampun, supaya Devdas menghentikan gelitikannya.

Lucky Man (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang