2 Bab menuju ending🤩
Tadinya bab ini mau dibagi dua, tapi satuin ajalah ya. Biar gregetnya dapet!
Ditunggu vote sama komennya aja yang banyak. Itu sudah lebih dari cukup buat bikin aku seneng 😆💕Happy reading!
Di karyakarsa udah sampe bab 64 alias extra bab 18 yang barusan update. Extra bab enggak bakal publish di wattpad ya. Hanya buku & karyakarsa.
Ada yang mau kekepin bukunya barang kali? 😁🙏
44. Squabble
“Aretha!”“Ada Aretha kan, di sini?”
Seruan itu membuat para pegawai Sweety tampak syok, karena tiba-tiba aja ada orang masuk dan menyerukan nama bosnya. Perempuan berkacamata yang berada di kasir langsung memundurkan tubuh karena takut, saat pria itu mendekat.
“Ada Aretha, kan? Panggil dia, bisa?”
“Maaf Mas, tap—”
“Bisa, nggak? Atau saya cari sendiri?”
Bisa Devdas lihat beberapa orang yang berada di belakang si perempuan berkacamata itu berbisik-bisik.
“Itu orang kenapa, sih?”
“Ngapain nyari Mbak Aretha?”
“Ganteng sih, tapi nyeremin.”
Devdas menghela napas berat. “Kalian pada punya telinga, kan?!” teriaknya tertahan, membuat si kacamata itu langsung mengacir sambil memintanya menunggu.
Tanpa mengetuk pintu ruangan bosnya seperti biasa, perempuan itu langsung masuk dan membalikkan badan lagi saat melihat Aretha yang tengah terlelap di sofa, dengan headphone yang terpasang di telinganya.
Sebenarnya Lila tidak tega membangunkannya, karena Aretha baru istirahat beberapa belas menit yang lalu. Setelah berkutat di kasir dari pagi, sampai menjelang sore seperti sekarang.
“Lila?”
Merasa namanya disebut, wanita itu langsung berbalik dan menyungging senyum tipis. “Mbak, maaf aku ganggu waktu istirahatnya.”
Aretha yang semula baringan itu langsung terduduk. Perempuan itu menggeleng seraya melepaskan headphone-nya. “Nggak apa-apa, La. Ada apa? Ada sesuatu yang mendesak?”
Tak langsung menjawab, wanita itu malah meringis dengan kepala yang menoleh ke arah pintu. “Itu … Mbak. Ada yang nyariin Mbak di depan.”
“Oh, ya udah. Bilang tunggu sebentar ya, aku ke kamar mandi dulu buat cuci muka, ya? Minta orang itu tunggu di depan aja.”
“Tapi, Mbak. Orang itu aneh.”
“Aneh?” Aretha mengernyit sambil berdiri. “Maksud kamu? Orang gila?” Beberapa waktu lalu, ada orang gila yang mengamuk di kafe seberang toko kuenya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Man (COMPLETE)
Romance[Spin-off Unimaginable Marriage] [Bisa dibaca terpisah] Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Mungkin, ungkapan tersebut sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana isi hati Devdas saat bertemu dengan Aretha Dea. Sosok perempuan yang pernah menjadikan Devda...