Hai! Kita ketemu lagi!
Selalu aku tunggu vote sm komennya ya 🤗🌺13. Surprise!
Sekali lagi, Aretha mematut dirinya di depan cermin. Dengan rambut yang sengaja ia catok curly di ujung, sosoknya tampak memesona dengan balutan kebaya modern warna navy. Kebaya yang memiliki warna serupa dengan seragam groomsman Devdas. Lelaki itu yang mengirimkannya kemarin pagi. Devdas bilang ia harus memakainya, supaya mereka terlihat seperti pasangan.
Devdas dan pemikiran menggemaskannya. Terkadang Aretha masih suka heran. Apalagi jika mengingat usia lelaki itu yang lebih tua darinya. Pasalnya Aretha suka merasa sedang berpacaran dengan bocah.
Malam harinya setelah mengabaikan Devdas sejak sore dua hari yang lalu, pada akhirnya Aretha mengalah dengan egonya dan memutuskan untuk menghubungi Devdas. Seperti dugaannya, pria itu mencemaskannya. Syukurnya Devdas tidak marah. Bahkan mereka melakukan panggilan video dengan waktu nyaris memakan satu jam.
Saat mendengar ponselnya berdering dengan nama Devdas yang menari-nari di ponselnya, senyum wanita itu mengembang. Tanpa perlu berpikir lama, Aretha mengangkatnya.
"Halo, Dev?" sapanya. Memutuskan untuk menyudahi bercerminnya dan beralih mengambil high heels yang senada dengan kebayanya.
"Halo, Love. Kamu masih di mana? Masih lama?"
"Aku? Masih di apart. Baru selesai siap-siap. Ini mau pergi, kok."
"Aku minta anak-anak jemput kamu, ya?"
Aretha menggeleng dengan cepat. "Aku nyetir sendiri aja nggak apa-apa."
Sejak kemarin, Devdas selalu menawarkan hal yang sama. Namun Aretha menolaknya karena merasa tidak akan nyaman. Aretha juga tidak ingin membuat orang-orang tahu hubungannya bersama Devdas. Jika Devdas yang menjemputnya sih, Aretha tidak keberatan. Akan tetapi, sebagai sahabat Izyan sampai mati—begitulah Devdas menyebutnya. Devdas tidak mungkin pergi di saat acara masih berlangsung.
Aretha pun memaklumi, dan sama sekali tidak keberatan untuk pergi sendiri. Toh selama ini, dia terbiasa bepergian sendiri. Paling pergi berdua bersama adik sepupunya saja, Kaina. Meski sekarang sudah sangat jarang. Karena Kaina sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahannya.
Sangat tidak terasa, jika adiknya yang manja itu akan segera menjadi istri. Padahal, dulu ia dan Kaina suka berangan-angan, bahwa Arethalah yang akan terlebih dahulu menjadi istri. Namun takdir memang siapa yang tahu, kan?
"Ya udah, hati-hati ya, Love."
Aretha mengangguk. "Iya. Aku tutup teleponnya ya, biar bisa segera pergi."
"Okay. Aku nggak sabar mau ketemu kamu. Kangen banget."
Aretha tersenyum. Sehari kemarin mereka memang tidak bertemu. "See you later, my baby boy," bisiknya dan langsung mematikan sambungan telepon mereka. Sengaja menggoda Devdas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Man (COMPLETE)
Romance[Spin-off Unimaginable Marriage] [Bisa dibaca terpisah] Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Mungkin, ungkapan tersebut sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana isi hati Devdas saat bertemu dengan Aretha Dea. Sosok perempuan yang pernah menjadikan Devda...