[Spin-off Unimaginable Marriage]
[Bisa dibaca terpisah]
Pucuk di cinta, ulam pun tiba.
Mungkin, ungkapan tersebut sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana isi hati Devdas saat bertemu dengan Aretha Dea. Sosok perempuan yang pernah menjadikan Devda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aretha terdiam. Untuk itu, ia tak yakin jika Farel akan menerima. Ego Farel layaknya lelaki di luaran sana. Tidak akan mau, jika ia yang menanggung uang untuk pernikahan mereka sepenuhnya.
"Tapi Kai...."
"Apa lagi?" jawab Kaina merasa heran. "Takut dia nolak? Ya kalau gitu, bilang aja nikah biasa, nggak usah siri. Acara kecil-kecilan bisa, kali. Yang penting sah kan, katanya?"
Aretha diam lagi. Tadinya ia pikir begitu. Mereka akan melangsungkan pesta sederhana yang hanya dihadiri keluarga. Tak disangka, nikah keluarga yang dimaksud Fare sangat jauh berbeda dengan maksudnya
"B--bukan," balas Aretha terbata.
Ada satu hal lagi yang memenuhi kepalanya, di saat kata pernikahan terlontar dari mulut sang kekasih. Dan memang hal ini, yang selalu membuatnya bingung, ragu dan takut.
"Terus apa?" desak Kaina, sebelum kemudian perhatikan dua perempuan itu teralihkan oleh kedatangan Dirga, suami Kaina.
"Eh, ada Aretha," sapanya.
Aretha mengangguk. "Jam makan siang ya, Mas?" ujarnya.
Sementara Kaina langsung beranjak dan menyalami sang suami.
Dirga mengangguk, sembari mengulurkan sebuah paper bag yang dibawanya pada sang istri. Isinya tentu saja makan siang untuk mereka.
"Mas tahu aja aku nggak masak," ujar Kaina saat melihat barang bawaan suaminya.
"Emang kamu suka masak, Kai?" sahut Aretha dengan kening yang mengernyit, membuat suara tawa Dirga meledak.
Sementara Kaina mengerucutkan bibir. "Mas makan sendiri nggak apa-apa, kan? Aku masih mau ngobrol sama Kak Tatha."
"Kamu makan di sini kan, Tha?" tanya Dirga.
"Eh, kalian makan duluan aja. Aku baru aja makan sebelum ke sini. Bangun kesiangan soalnya, masih kenyang. Kamu temenin Mas Dirga makan dulu aja, Kai. Kakak tunggu di sini."
