[Spin-off Unimaginable Marriage]
[Bisa dibaca terpisah]
Pucuk di cinta, ulam pun tiba.
Mungkin, ungkapan tersebut sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana isi hati Devdas saat bertemu dengan Aretha Dea. Sosok perempuan yang pernah menjadikan Devda...
Kalian lebih suka aku update siang, sore atau malem?
Pada nyangka Farel selingkuh sama adeknya Aretha karena dia udah tahu Aretha selingkuh sama Devdas, ya? Hmmm fyi, Devdas sama Aretha pertama kali selingkuh 3 tahun lalu😗 Sementara yang disinggung Farel 5 tahun yang lalu. Jadi, apatuch kira-kira? 😆❤️
Selalu aku tunggu vote sm komennya ya. Yang mau baca duluan, silakan mampir ke karyakarsa Agustus29. Udah sampe bab 61 beb di sana🥰
Happy reading....
38. Five Years Ago
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Farel tidak tahu harus berbicara apa. Namun ternyata, Aretha benar-benar melupakannya. Apa mungkin karena dia memang tidak sepenting itu?
Niat baiknya benar-benar dilupakan dengan begitu mudah.
“Aku kecewa sama kamu, Tha.” Pria itu berbisik lirih.
Sementara Aretha masih dilanda kebingungan, dan semakin dibuat tidak mengerti dengan ungkapan kecewa Farel. Sebenarnya, apa yang dia perbuat lima tahun lalu?
“Rel….” Hanya itulah yang bisa Aretha gumamkan. Sungguh, Aretha tidak mengingat apa pun. Apa ada kejadian penting di sana? Atau … apakah dia melakukan kesalahan saat itu?
“Sori, tapi memang itu yang aku rasakan saat kamu nolak lamaran aku lima tahun yang lalu.”
Aretha membeku. Enam bulan setelah ayahnya meninggal, Farel memang sempat melamarnya, yang langsung Aretha tolak mentah-mentah. Namun Aretha memiliki alasan dibalik itu.
“Aku mau nyoba mengerti, tetapi rasanya susah banget, Tha. Kamu nolak lamaran aku, dengan alasan usia kita masih muda. Padahal kamu sendiri kan tahu, kalau aku serius sama kamu. Gaji aku memang masih kecil waktu itu. Tapi aku yakin, kalau aku sanggup buat nafkahin kamu sama keluarga aku. Nahas, dengan mudahnya kamu menolak niat baik aku. Padahal hubungan kita udah jalan 6 tahun kan, Tha. Seharusnya, apa lagi yang harus kita tunggu. Toh aku mengenal baik tante sama om kamu, begitu juga dengan sepupumu Kaina. Kamu juga udah kenal keluargaku.”
Aretha masih terdiam. Otaknya langsung memutar kejadian waktu itu. Namun Aretha merasa ucapannya tidak ada yang salah, bahwa saat itu mereka memang masih terlampau muda untuk menikah. Meski mereka sudah jalan hubungan selama 6 tahun. Aretha tak munafik, bahwa saat itu Aretha masih belum yakin dengan pekerjaan Farel. Pria itu malah kerap mengeluh tentang pekerjaannya. Ditambah penghasilan dari menulis pun, sama sekali belum bisa menopang biaya hidupnya. Aretha juga masih bergantung pada tante dan om saat itu. Dia baru lulus kuliah.
“Apalagi sejak awal pun, kamu udah tahu gimana kondisi aku sama orang tuaku. Kamu pernah bilang, kalau kamu nggak keberatan, dan bersedia menikah sama aku. Tapi, nyatanya apa yang aku terima? Kamu seakan nggak mempercayai hubungan kita. Kamu seakan nggak mempercayai rezeki yang akan Tuhan kasih pada pasangan yang sudah menikah.”
