40. I Can Do It!

3.6K 792 209
                                    

Semoga belom pada tidur ❤️🥰
Baca duluan seperti biasa silakan ke karyakarsa Agustus29. Udah sampe Bab 62.

Oh iya, aku mau open po novel Bad Luck tanggal 25 Agustus, sampe 9 September. Jangan lupa ikutan! Ada 15 extra bab lho. Extra bab terpanjang deh inimaa😆❤️

 Extra bab terpanjang deh inimaa😆❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. I Can Do It!

“Sayang, Dev belum turun?” Akdas yang baru tiba di ruang keluarga itu bertanya pada Dhafira yang tengah memangku putri mereka yang sudah terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sayang, Dev belum turun?” Akdas yang baru tiba di ruang keluarga itu bertanya pada Dhafira yang tengah memangku putri mereka yang sudah terlelap. Duduk di sisi sang istri, Akdas kemudian mengecup pipi si kecil karena gemas.

“Belum. Mas coba susulin, deh,” saran Dhafira sambil membelai wajah Akdas yang masih anteng mengecupi pipi putri mereka itu.

Tiga hari yang lalu, Devdas datang dengan keadaan mengenaskan. Seperti biasa, sakit sedikit pun manjanya memang nggak ketulungan. Karena nggak ada yang merawat di apartemen, Devdas memutuskan untuk tinggal sementara di rumah sang kakak.

Akdas bergumam singkat, dan mengangkat kepalanya sesudah menciumi si bayi. Beralih pada istrinya, lalu melabuhkan kecupan serupa.

Dhafira tersenyum. “Susulin Mas Dev dulu. Tadi pagi nggak mau sarapan, kan? Nanti sakitnya malah makin parah.”

“Ngerepotin banget, dia,” gumam Akdas.

“Nggak boleh gitu, ah. Mas Dev itu adik kamu lho, Mas.”

“Ya, makanya Mas bilang gitu. Kalau sama orang lain ya nggak mungkinlah. Buat apa.”

“Iya, sih,” jawab Dhafira sambil menyengir.  “Ya udah, gih. Bilangin, bibi udah bikinin bubur kacang ijo sesuai request.”

Akdas mengangguk. Dia juga sedikit khawatir pada si manja itu. Semenyebalkan dan semerepotkan apa pun, Devdas tetap adiknya. Darah yang mengalir di dalam tubuh mereka tidak bisa dihilangkan. Apalagi wajah yang sangat mirip ini.

Namun Akdas tak jadi menghampiri, karena Devdas sudah turun dan berjalan ke arah mereka dengan wajah pucat pasi. Melihat hal itu, Akdas langsung mendekat dan memapah adiknya yang berjalan lunglai.

Lucky Man (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang