Author's pov
-Aryeswara's Mansion-"Tadi ketika saya hendak mencuci sprei, Nyonya Ralia menghentikan saya. Dia bilang akan mencucinya sendiri, lalu beberap menit kemudian dia memanggil saya dan meminta saya mencucinya. Anehnya, seprai sudah basah kuyup, Nyonya." Rita dan Vilda berpandangan, keduanya tersenyum mendengar laporan dari Tika.
Kedua orang itu sedang berada di salah satu gazebo halaman depan mansion keluarga Aryeswara.
Vilda menghela napas panjang, "Baiklah, kembali bekerja dan laporkan sekecil apapun yang terjadi disana."
"Siap Nyonya Vilda. Saya harus menyiapkan makan siang, Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Telepon terputus. Vilda menatap Rita yang tersenyum senang, keputusannya menceritakan hal-hal ganjil yang ia temukan saat menginap di rumah Indra beberapa hari lalu.
"Untung saja kau segera menceritakannya padaku tentang hal itu. Awalnya aku sangat khawatir dengan keadaan Ralia di rumah itu, untung saja Bready di Surabaya bisa dibuka dalam waktu dekat. Jadi aku bisa menjalankan rencana ini." Rita menyesap teh hijau dalam cangkir dengan anggunnya.
"Menyingkirkan Maya dalam beberapa hari ini akan membuat perubahan besar pada hubungan Ralia dengan Indra." Vilda tersenyum dan mengangguk setuju.
Jika ditanya mengenai pernikahan putri kesayangannya dengan Indra, Vilda tidak tahu. Rasa senang dan sedih berdampingan hingga ia tak tahu manakah yang paling menonjol. Ia senang karena putrinya menikah, tapi ia sedih karena putrinya yang sangat berharga itu menjadi istri kedua.
Tapi apa yang bisa dilakukannya?
Ia hanyalah menantu yang tak bisa melakukan apapun, apalagi setelah mengetahui alasan dari pernikahan itu terjadi.
Vilda tidak masalah jika Ralia menikah dengan Indra, tapi ia tak suka dengan status istri kedua itu. Sebagai ibu, hal yang terpenting baginya adalah kebahagiaan putrinya. Dan ia bersumpah akan melakukan apapun untuk membuat putrinya bahagia.
"Aku sudah merasa ada yang tidak beres dengan hubungan mereka, ternyata benar. Maya lah penyebabnya." Vilda menatap Rita yang mengangguk.
"Ralia sangat bijaksana dan baik hati, dia menghindari Indra karena menjaga perasaan Maya. Untunglah kita belum terlambat, sebelum tembok pemisah yang mereka bangun semakin tinggi kita sudah menghancurkannya."
Vilda menatap seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, "Tapi bagaimana jika Maya kembali? Aku takut jika kembalinya Maya membuat Ralia bersikap sama seperti kemarin-kemarin." Rita menatap Vilda, kenapa dia tidak memikirkan tentang ini?
Vilda menatap Rita dengan tatapan seriusnya, "Mbak, mungkin aku terdengar egois, tapi kebahagiaan putriku lebih penting dari apapun. Kami sudah mengorbankan masa depannya dengan menjadi istri kedua. Aku tidak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi padanya. Ralia harus mendapatkan kebahagiaannya apapun yang terjadi."
"Saat ini aku belum memikirkan apapun, tapi percayalah padaku. Aku akan mengatasi ini jika sampai sifat Ralia kembali dingin pada Indra."
Rita menghela napas panjang, "Menyingkirkan Maya sesekali tidaklah sulit. Aku dan Ayah berencana memintanya mengurus beberapa cabang Bready di luar kota. Dengan begitu kesempatan Ralia dan Indra bersama akan semakin sering."
#
Ralia's pov
12:30 WIBAku sedang duduk di meja belajar dengan ponsel menempel di telingaku. Setelah banyak tidur, aku memutuskan melanjutkan kegiatanku dengan mengerjakan tugas dan menyalakan ponselku. Aku langsung menelepon Hilda yang mengimiku banyak sekali pesan. "Iya, besok aku sudah masuk. Tenang saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love New Version
RomanceAku memiliki semua hal yang ada di bumi ini, kecuali cinta Pak Indra. Karena cintanya hanya milik Mbak Maya. -Ralia Zahari Aryeswara- Maya atau Ralia? Aku tidak bisa memilih salah satu dan aku butuh keduanya. -Ilyasha Indra Muhammad- Aku hanya memil...