1. Perjodohan

19.6K 1K 36
                                    

Ralia’s pov
-Al Fazza University-
10:20 WIB

“Opini publik adalah hasil atau efek dari suatu kegiatan komunikasi. Sebagai efek, pesan yang disampaikan dapat menimbulkan opini yang bermacam-macam dan dapat berguna untuk sumber komunikasi baik berupa individu-individu, lembaga atau organisasi, terutama yang sumbernya berupa sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik.”

Pagi ini dimulai dengan kuliah Opini Publik yang dibawakan oleh seorang dosen yang menjadi idola para mahasiswi di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Pak dosen ini memiliki wajah tampan dengan kulit putih dan hidung mancung. Jangan lupakan wajahnya yang terlihat dewasa ini.

Ku akui, aku cukup mengagumi seseorang bernama Ilyasha Indra Muhammad ini. Beliau sangat ramah dengan para mahasiswanya, dan hal yang paling penting adalah beliau jarang sekali memberikan tugas! Bukankah itu luar biasa?

Tapi, ada satu hal yang membuat kami semua patah hati. Terpampang nyata di jari manis kanan tangan Pak Indra tersemat sebuah cincin. Ya, Pak Indra sudah menikah dengan seorang model bernama Diandra Maya. Setidaknya itulah yang ku baca dari artikel di sosial media.

“Hey lihatlah, bukankah Pak Indra sangat tampan dengan kemeja biru lautnya?” aku menoleh ke arah Elsa yang tersenyum lebar.

“Elsa benar, ketampanan Pak Indra itu benar-benar membuatku jatuh cinta.” Mika yang duduk di sampingku menyandarkan kepalanya di bahuku.

Aku tersenyum dan mengangguk, “Kalian benar.” Kedua teman sekelasku ini menatapku dengan senyuman lebar.

“Sudah ku duga, tak ada yang bisa menolak pesona Pak Indra.” Wajah Elsa berubah sedih, “Sayangnya beliau sudah menikah.” Aku dan Mika mengangguk dengan wajah sedih.

Kembali ke perkuliahan, aku sibuk mencatat materi yang Pak Indra tulis di papan, sebagai mahasiswi semester tiga bukankah aku harus rajin? Setidaknya sebagai persiapan menemukan permasalahan sekaligus teori untuk skripsiku. Hah, memikirkan satu kata itu membuat kepalaku pusing saja. Beberapa senior di kampus bilang bahwa skripsi adalah hal yang memusingkan.

“Bagi perusahaan atau lembaga pemerintahan yang berhubungan dengan masyarakat, opini publik diperlukan agar dapat memperbaiki citra buruk dan meningkatkan keberadaannya jika opininya baik.”

Pak Indra menatap kami semua dengan senyuman, “Kalian masih ingat awal kemunculan es krim dengan merk Aice? Es krim dengan harga yang murah itu tentu mendapatkan opini publik yang baik karena memberikan kepuasan pada masyarakat.” Aku mengangguk dan mencatatnya.

“Ada pertanyaan?”

“Tidak ada pak.” Jawab seisi kelas serempak, kekehan terdengar dari Pak Indra yang menatap kami semua dengan senyuman lebarnya. Beliau kembali ke mejanya dan merapikan barang-barang.

“Baiklah. Sekian kuliah hari ini, sampai ketemu minggu depan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Pak Indra keluar dari kelas diikuti hampir seluruh penghuni kelas.

“Ralia!” aku yang merapikan bukuku menoleh ke arah Revan yang tersenyum lebar.

“Hmm?”

“Kau mau pergi kemana setelah ini? Hari ini kuliah kita hanya ini, kau mau pulang?”

Aku menatap Revan, “Aku tidak tahu, belum ada rencana. Tapi ku pikir aku tidak mau pulang.” senyuman lebar Revan tunjukkan.

“Ayo ke toko buku, aku ingin membeli beberapa novel.” Aku tersenyum lebar dan mengangguk.

Mika menatapku dan Revan bergantian, “Kalian sangat cocok, kenapa tidak berpacaran saja?”

#

Second Love New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang