Ralia’s pov
Hari yang paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba, weekend yang menyenangkan ku habiskan berdua saja dengan Pak Indra. Sesuai rencana yang sudah disusun beberapa hari lalu, hari ini kami berangkat ke kota wisata Batu yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Perjalanan dari Kediri ke Batu sekitar dua jam dan kami berdua berangkat jam 7 pagi. Oh ya, destinasi pertama yang akan kami kunjungi adalah Jawa Timur Park 1 yang terletak di lereng timur gunung Panderman.
Tatapanku tertuju pada kaca spion mobil yang memantulkan bayanganku. Hari ini aku tampak canti dengan jilbab instant berwarna biru dongker, kaos dan celana kulot dengan warna senada. Tak lupa kacamata hitam bertengger di hidung mancungku.
Pakaian dengan warna yang sama juga dipakai Pak Indra, aku memaksanya memakai warna yang sama denganku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan kacamata hitam yang kami pakai khusus untuk couple. Khusus hari ini dan besok, aku akan sangat menikmati kesempatan yang entah kapan datangnya.
Semua ini karena aku berpikir aku dengan Pak Indra tidak akan mendapatkan kesempatan lagi ketika Mbak Maya kembali. Dan aku takut keadaan akan kembali seperti semula, kali ini semuanya terasa berat karena aku sudah jatuh cinta pada Pak Indra.
Aku tersenyum lebar dan memejamkan mata menikmati udara sejuk kota Batu menerpa kulitku. “Kamu sering pergi ke Batu?” aku mengangguk dan menoleh ke arah Pak Indra yang menyetir.
“Ya, Pak. Dulu setiap weekend Papa mengajak kami semua liburan di Batu dan berkunjung ke setiap tempat wisata. Dan kebiasaan itu berhenti sejak saya masuk MAN karena kesibukan. Lalu kami hanya pergi saat musim liburan tiba. Tapi tetap menyenangkan karena kami mengisi liburan sekolah dengan mengelilingi Indonesia.” Pak Indra tersenyum dan mengangguk.
“Hmm, benar kita tidak mampir ke villa dulu?”
“Ya. Lebih baik langsung ke lokasi saja, kita bisa kesana setelah selesai bersenang-senang hari ini.” Aku mengangguk saja, semuanya aman terkendali.
Kemarin aku menelepon orang yang mengurus villa keluarga Aryeswara dan memberitahunya akan datang dengan Pak Indra. Mereka sudah menyiapkan semuanya dan siap menyambut kami kapan saja.
“Yeaayy kita sudah sampai!” teriakku begitu mobil yang dikendarai Pak Indra memasuki tempat parkir. Sudah bertahun-tahun aku tidak kemari dan sekarang banyak sekali perubahan.
Aku keluar begitu mesin mobil dimatikan, ini weekend dan artinya banyak wisatawan yang datang. Haruskah aku memesan tiket VVIP saja agar tidak perlu mengantri? Seperti yang dilakukan Papa selama ini.
Jika Kakek ikut serta, beliau akan membooking semua tempat wisata ini dalam satu hari. Ah, aku jadi mengingat hari dimana seluruh penghuni mansion pergi berlibur bersama. Sangat menyenangkan karena akhirnya para pelayan di mansion bisa bersenang-senang.
Rangkulan di pinggangku membuyarkan lamunanku, “Tunggu saya, kamu ini tidak sabaran sekali ya?” Pak Indra mencubit hidungku dengan senyuman lebar. Kami berdua melangkah menuju loket yang ternyata sudah mengular.
“Ini baru jam 9 pagi dan sudah banyak yang mengantri.” Aku mengerucutkan bibir melihat antrian panjang ini, entah kapan aku dan Pak Indra bisa masuk ke dalam.
“Tunggulah di depan pintu masuk, saya yang akan mengantri.” Tatapanku teralih ke arahnya, mana mungkin aku tega membiarkannya berdiri mengantri sendiri?
Aku tersenyum dan merangkul tangan kanannya, “Tidak, saya temani Bapak disini saja.” Pak Indra tersenyum lebar dan mengangguk, aku tidak tahu bagaimana tatapan matanya karena kami masih memakai kacamata hitam. Tapi dari senyuman yang terlukis di wajah tampannya, dia tampak senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love New Version
RomanceAku memiliki semua hal yang ada di bumi ini, kecuali cinta Pak Indra. Karena cintanya hanya milik Mbak Maya. -Ralia Zahari Aryeswara- Maya atau Ralia? Aku tidak bisa memilih salah satu dan aku butuh keduanya. -Ilyasha Indra Muhammad- Aku hanya memil...