43. I Love You, Ralia

347 39 5
                                    

Author’s pov

Azka bersama teman-temannya berjalan ke arah luar area food court di Kediri Mall, ia ingin mentraktir teman-temannya sebagai perayaan karena dia masuk Al-Fazza dengan hasil jerih payahnya sendiri. Meskipun Al Fazza milik Herman, ketua generasi ke empat keluarga Aryeswara itu tidak memberikan jalur khusus untuk keluarganya. Semuanya harus bekerja keras dan berusaha sendiri masuk ke dalam kampus elit tersebut.

“Terimakasih, Azka. Lain kali lagi ya.” Azka tertawa dan mengangguk pada Darwis.

“Siap.”

Langkah Azka terhenti saat melihat tiga orang dikenalnya duduk dengan tiga orang asing. Ia heran melihat tingkah Maya yang bergelayut manja pada Indra di hadapan Ralia dan tiga perempuan asing. Ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat melihat pemandangan ini.

“Kau tidak mau pulang?” Yovi menatap Azka.

“Kalian duluan saja, ada sesuatu yang harus ku urus.” Keduanya mengangguk dan berpamitan pada Azka yang tersenyum seolah tak ada apapun yang membuatnya kesal.

Azka melangkah menuju meja yang diduduki enam orang tersebut, tangannya mengepal kuat saat melihat tatapan penuh kebencian ditujukan pada kakak kesayangannya. Ia mendengar dengan jelas pernyataan dua perempuan asing yang memojokkan Ralia dan kekesalannya bertambah saat Indra hanya diam saja dan memasang wajah bodoh.

“Benar. Kau pasti melakukan hal menjijikkan hingga membuat Indra menghamilimu dan-”

Brak

Dengan sekuat tenaga Azka gebrak meja membuat semua orang yang ada di foodcourt terkejut. Aku menunjuk pada seseorang dengan rambut blonde, “Jika kau tidak tahu apapun, lebih baik tutup saja mulutmu.”

“Siapa kau? Berani sekali kau-”

“Stevi, hentikan!”

Azka menatap Indra yang akhirnya bersuara, “Kenapa baru bersuara sekarang? Kemana suara Mas tadi saat Mbak Ralia dihina mereka?”

Ia menatap Maya dengan tatapan kebencian, “Dan kau, tidak puas menghina Mbak Ralia sekarang kau meminta teman-temanmu menghinanya juga? Semua penghinaan ini akan ku balas suatu saat nanti, ingat itu baik-baik Diandra Maya!”

Indra berdiri dan menatap Azka, “Azka, Maya tidak-”

Kedua mata Azka menyipit, “Wah, Mas Indra. Kau diam saja saat kakakku dihina dan kau langsung bicara saat aku mengancamnya? Hebat sekali!” Azka bertepuk tangan dan tertawa membuat orang yang ada di meja itu ketakutan.

“Dengarkan aku, jika sampai kalian berani menghina kakakku kalian tahu akibatnya!”

Azka menoleh ke arah Ralia yang tampak syok, “Ayo Mbak, kita pergi dari sini.” Ralia menerima uluran tangan Azka, keduanya pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Indra maupun Maya.

“Ralia! Azka!”

Ayu menatap Malwa dan Stevie, “Kalian keterlaluan, seharusnya kalian tidak bicara seperti itu pada Ralia. Sekarang besiaplah, keluarga Aryeswara akan memburu kalian karena berani menghina anggotanya.” Malwa dan Stevie saling pandang dengan wajah ketakutan.

#

Indra’s pov
-Aryeswara’s Mansion-

Aku turun dari mobil dengan tergesa dan membanting pintu hingga terdengar sangat keras. Dengan segera aku berlari masuk ke dalam rumah dan mengabaikan para pelayan yang menyapaku.

Begitu pintu terbuka aku segera berlari menuju tangga, langkahku terhenti saat melihat dua pria berdiri menghadang. Wajah mereka terlihat marah dan kebencian semakin terlihat jelas di wajah ayah mertuaku.

Second Love New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang