Assalamualaikum....
Selamat hari Jumat semuanya,
Udah mau weekend aja ya
Dan udah masuk bulan Juli aja,berarti udah setengah tahun ini berlangsung
Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan perlindungan oleh AllahJaga mental health juga ya,sedih boleh tapi jangan lama lama ya
Stay healthy stay happy!!!!!
*****
Khanza merasakan kegelisahan yang teramat ketika mendapat kabar dari salah satu santri dirumah sang Abah yang mengatakan kedatangan keluarga Azzam
Pasti sang Abah akan memaksa Azzam untuk menikahinya,dan kalaupun bukan Azzam pasti Ilham sang adik
Seberapa keras Khanza berusaha untuk membujuk sang Abah nyatanya hati kyai tersebut lebih keras
Kalau Abah sudah memutuskan sesuatu maka hal itu harus terwujud apapun caranya
Hal itulah kekurangan sang Abah,beliau terlalu berambisi
Dia tau jika sejak dulu Azzam adalah kriteria menantu yang diinginkan oleh sang Abah,tapi apa yang bisa diperbuat jika takdir tidak memihak padanya
Allah tidak menjodohkannya dengan Azzam
Dan sekarang ini dia sedang berusaha untuk ikhlas,
Tapi kenapa justru sang Abah masih saja menyuruhnya untuk berharap
Jujur saja ia sudah menyerah...
Ia tidak mau menjadi orang ketiga diantara Azzam dan istrinya
Bagaimana mungkin dirinya bisa menjadi duri dalam pernikahan orang lain
Tidak!!!! Tidak akan pernah dia lakukanKhanza berjalan terburu keluar dari kampusnya,ia mencari keberadaan mobilnya yang ternyata tidak terlihat sama sekali
"Dasar Khanza pikun,kan mobilnya bocor, lalu sekarang aku harus kerumah naik apa coba?" Keluh Khanza yang berjalan terus menuju jalan raya
Jujur saja pikirannya sedang buntu,ia memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi
Tidak apa jika ia harus menerima amarah dari sang Abah,tapi jangan sampai ikut melibatkan keluarga AzzamMungkin karena saking tidak fokusnya,sebuah motor hampir saja menyerempet nya,
Khanza mengucapkan istighfar berulang kali dan berusaha terbangun dari keterkejutannya"Mau mati apa gimana sih?" Nada lumayan tinggi itu mulai familiar ditelinga Khanza
Dan setelah mereka bertatapan Khanza justru tersenyum,namun berbanding terbalik dengan pemuda yang hampir menabraknya tadi,pemuda itu terlihat menghela nafas lelah
"Loe lagi, loe lagi, loe kalau niat mau mati jangan didepan motor gue, kasihan motornya" ucap pemuda itu berusaha menurunkan nada suaranya
Melihat tidak ada jawaban dari gadis disebelahnya pemuda ini lantas menoleh dan menemukan senyum yang terkesan mengerikan untuknya
"Kenapa loe?" Tanyanya was was
Jangan sampai gadis ini membuatnya repot lagi
Sudah cukup dua kali berurusan dengan mobil"Mobil aku mana?" Tanya Khanza
"Ya masih dijalan yang tadi," jawabnya
"Gak lecet kan?"
"Loe nuduh gue? Masih untung ya gue mau bantuin loe,kalau enggak-"
"Iya iya makasih,tapi bisa kan anterin aku kesana? Aku lagi buru buru, ini urgent banget"
"Lah? Apa urusan gue?"
"Anterin cepet!"
"Enak aja! Loe siapa main nyuruh nyuruh aja? Emangnya gue babu?"
"Siapa yang anggap kamu babu? Aku cuma minta tolong buat anterin aku"
"Enggak! Gak mau!"
"Ayolah! Tolong! Ini menyangkut hidup dan mati!"
"Gak perduli gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MasyaAllah, mas suami!
Short Story-Cerita hanya fiktif belaka dan tidak nyata,apabila ada kesamaan nama,tokoh,karakter,organisasi mohon maaf yang sebesar besarnya- "Apakah kamu bisa menganggap Zian sebagai anakmu sendiri?" -muhammad Azzam Al-Hafidz "maaf mas,aku belum bisa mengangga...