Assalamualaikum,,,
....
*****
Tepat saat jam menunjukkan pukul 7 malam,anak kecil ganteng bernama Zian sudah tiba dikediaman sang ayah.
Tidak ada drama apapun saat mamanya mengatakan kalau ia harus tinggal sementara bersama sang ayah."Gak apa apa kan kalau Zian disini dulu?" Tanya Vira sembari memandang pasangan suami istri didepannya.
"Gak apa apa kok Vir, kamu tenang aja,lagian Zian juga anteng disini" jawab Azzam sembari melihat kearah putra kecilnya yang tengah bermain dengan sang istri.
"Iya mbak, lagian aku juga punya teman bermain" tambah Syafa yang tersenyum kearah Vira.
Sesaat mantan istri dari Azzam itu menatap intens kepada Syafa,seolah ada banyak tanya yang tersimpan dimatanya namun urung dikemukakan.
"Ambil waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan masalah kamu,dan aku harap jalan terbaiklah yang akan kalian temui nantinya" ucap Azzam mencoba menenangkan wanita didepannya ini.
"Makasih mas atas doanya" jawab Vira.
Sesaat wanita yang pernah menempati hati Azzam itu menatap kearah Syafa dengan senyum kecilnya
"Syafa! Itu kan namamu?" Tanya Vira yang sedikit membuat Syafa terkejut."Iya mbak" jawabnya dengan senyuman kecil "kita belum kenalan secara resmi ya" sambungnya.
"Tolong jagain Zian sebentar ya?" Pintanya, sebagai sesama wanita Syafa dapat melihat ada gurat sendu dalam setiap senyuman yang dipamerkan Vira,namun ia berharap apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangganya mendapat jalan terbaik.
"Pasti mbak! Mbak Vira yang tenang ya, insyaallah semua akan ada jalan keluarnya" ucap Syafa beserta senyum ramahnya.
Demi Allah ia sama sekali tidak merasa cemburu atau tidak suka sedikit pun dengan mantan istri Azzam tersebut,"Kalau begitu aku pamit dulu ya, sekali lagi aku mau minta maaf dan terimakasih kepada kalian berdua" ucap Vira mengakhiri jumpa mereka malam hari itu.
Sepeninggal Vira, Syafa melanjutkan bermain dengan anak kecil imut itu sementara Azzam langsung menemui Raffa diruang tamu, kebetulan Raffa datang sesaat setelah kepergian Vira dari kediamannya.
"Bagaimana Raf?" Tanya Azzam yang langsung mendudukkan diri di samping si sahabat.
Raffa langsung menyerahkan hasil penemuan yang diinginkan oleh Azzam.
"Jadi benar?"
"Iya, beberapa hari yang lalu aku sengaja datang ke panti itu untuk mencari tau lebih jelas mengenai sosok Ammar,dan cerita pengelola panti sama persis dengan cerita umi Zulaikha,kita tinggal melakukan tes DNA untuk lebih jelasnya" jelas Raffa.
Sampai saat ini Azzam memang meyakini kalau seseorang yang kini telah menjadi suami dari Khanza itu memang benar adalah saudaranya,namun Ammar tidak akan semudah itu percaya,apalagi dengan jalan hidupnya yang tergolong sulit pasti ada sebersit pikiran negatif yang sudah terlanjut menyelimuti hatinya.
"Selanjutnya bagaimana zam?" Tanya Raffa karena Azzam hanya terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Kita pending dulu masalah ini Raf," jawab Azzam pada akhirnya.
"Ok! Tapi kalau pekerjaan mu kali ini gak bisa di pending" ucap Raffa.
"Ada apa?"
"Ada sedikit kendala di perusahaan,dan sepertinya harus kita sendiri yang turun tangan"
Selanjutnya kedua orang itu sudah berkutat dengan diskusi panjang,entah apa yang mereka bicarakan,yang jelas gak jauh jauh dari pekerjaan.
Sampai waktu tiba makan malam yang sebenarnya sudah sangat terlambat. Syafa memanggil mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MasyaAllah, mas suami!
Short Story-Cerita hanya fiktif belaka dan tidak nyata,apabila ada kesamaan nama,tokoh,karakter,organisasi mohon maaf yang sebesar besarnya- "Apakah kamu bisa menganggap Zian sebagai anakmu sendiri?" -muhammad Azzam Al-Hafidz "maaf mas,aku belum bisa mengangga...