Assalamualaikum...
Bismillah!
Langsung aja ya!!!
****
Entah apa yang dirasakan Azzam ketika ia berhadapan langsung dengan sosok gahar didepannya ini
Pemuda itu terus menatap tajam kearahnya seakan mau memakannya hidup hidup
Apalagi setelah ia menjelaskan alasannya meminta bertemu malam ini
Saat ini ia bersama dengan Raffa dan juga Syafa yang menemani
Sementara pemuda itu dengan seseorang yang sudah pernah ditemui Azzam beberapa saat yang laluNamun semua orang dimeja itu serempak terkejut mendengar pemuda yang kerap disapa Ammar itu mengatakan jika bersedia menikah dengan Khanza
"Maaf sebelumnya mas Ammar, kalau boleh saya tau apa yang membuat mas memutuskan mau menikah dengan Khanza meskipun nantinya kalian akan mendapat penolakan dari keluarga besar Khanza?" Tanya Raffa hati hati
Sementara Azzam masih mengamati raut wajah seseorang yang kemungkinan adalah abangnya ini"Itu urusan saya, kalian tidak perlu tau" jawab Ammar datar
Wajahnya benar benar menunjukkan kalau tidak bersahabat pada mereka
Sementara Arhan memilih diam saja"Udah selesai kan? Kalau begitu bisa saya pergi?" Lanjut Ammar bertanya
"Sebentar mas!" Cegah Azzam
"Ada apa?" Tanya Ammar lagi
"Sebenarnya selain masalah Khanza,tujuan kami datang kesini juga menyangkut sesuatu" ucap Azzam
"Ada apa lagi sih? Saya udah berbaik hati ya mau menemui kalian," geram Ammar
Percayalah kepalanya saat ini sudah berdenyut nyeri,karena sebelum kesini dia bertemu dengan gadis yang selalu membuatnya sial
Dan akan terus menerus membuatnya sial"Kami sangat berterima kasih karena mas Ammar mau menemui kami,oleh karena itu maukah mas Ammar menerima undangan dari umi saya untuk datang ke rumah?" Tanya Azzam
"Umi?"
"Iya, umi kami insyaallah akan mengadakan syukuran,apakah mas bersedia?" Tanya Azzam lagi
"Saya sibuk!"
Ammar berniat akan meninggalkan tempat duduknya namun urung setelah mendengar suara Azzam
"Saya bersedia menjadi donatur tetap di panti asuhan tempat mas Ammar" ucap Azzam yakin
Kali ini Ammar menatap Azzam sekilas sebelum tetap beranjak dari tempatnya
"Gue harap tidak ada niat buruk dari kalian" ucapnya pelan
Kemudian ia segera menarik Arhan pergi dari sanaAzzam hanya terus menatap kepergian Ammar sampai kedua orang itu hilang dari pandangannya
"Rencana selanjutnya bagaimana mas?" Tanya Syafa yang memilih diam sedari tadi
"Mendekati orang seperti Ammar itu akan sulit zam,mengingat bagaimana jalan hidupnya" kali ini Raffa yang bersuara
"Aku tau"
"Dan kita tidak mungkin bilang secara langsung kalau kalian adalah saudara" ucap Raffa lagi
"Itu aku juga tau raf"
"Kalau udah tau terus sekarang kita harus gimana?" Sela Syafa
"Ya pelan pelan kita susun rencana humairaku" jawabnya lembut seraya tersenyum kearah Syafa
"Jangan bermesraan didepan saya tuan dan nona" ucap Raffa kesal
"Iri?bilang Gus!" Sahut Azzam yang setelahnya langsung tertawa menyadari raut wajah sang sahabat yang lebih dari saudaranya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
MasyaAllah, mas suami!
Short Story-Cerita hanya fiktif belaka dan tidak nyata,apabila ada kesamaan nama,tokoh,karakter,organisasi mohon maaf yang sebesar besarnya- "Apakah kamu bisa menganggap Zian sebagai anakmu sendiri?" -muhammad Azzam Al-Hafidz "maaf mas,aku belum bisa mengangga...