Assalamualaikum,
Selamat hari Jumat,
Gimana kabarnya hari ini,semoga baik baik saja ya
Semoga tidak ada halangan apapun dalam menjalankan hari
Dan semoga puasanya tetap lancar
Udah mulai masuk hari ke 20 ya?
Gak kerasa bentar lagi lebaranOh...iya mau minta maaf karena lama banget enggak up
Dimaafin kan?Tandai typo
And
Hipi Riding!!!!*****
Ini tentang Khanza dan perasaannya,mungkin tidak semua orang tau sehancur apa dirinya saat mengetahui kalau lelaki yang selama ini hampir setiap malam selalu ia langitkan namanya ternyata sudah bersanding bersama wanita lain
Tapi ia berharap kedua orang tuanya terutama sang Abi mengerti
Namun bukankah harapan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan
Nyatanya saat ini sang Abi seperti tengah memarahinya karena tak bisa mendapatkan Azzam"Kamu ini gimana sih? Bukankah Abah sudah bilang, dekatin Azzam itu dengan usaha,bukan cuma berdoa aja yang kamu kuatin, sekarang jadi gini siapa yang rugi? Abah juga kan,tidak bisa mendapatkan mantu seperti Azzam" ucap kyai Latief,abinya Khanza
Khanza mendongak menatap abinya yang tengah memasang wajah kecewa,selama ini ia tidak pernah sekalipun ia menentang atau membantah ucapan sang ayah,
Ia bahkan berusaha sekuat tenaga untuk bisa membanggakan mereka,"Coba lihat kakak kamu,dia berhasil mendapatkan suami ustadz dan dari keluarga terpandang pula,contohlah dia, kamu ini malah berusaha mencoreng nama baik Abah" masih kyai Latief yang melanjutkan acara Omelan nya
Sementara sang istri terlihat mengusap lengan putri bungsunya tersebut,berusaha menenangkan perasaannyaTatapan Khanza berubah menjadi lebih pilu tatkala sang Abi selalu membandingkannya dengan sang kakak yang memang bernasib lebih baik darinya
"Abah!" Panggil Khanza dengan suara lemah
"Khanza memang bukan anak yang baik seperti kakak,Khanza juga tidak bisa memenuhi keinginan Abah untuk menjadi istri mas Azzam, tapi apa Abah tidak bisa sedikit saja mengerti perasaan Khanza?" Tanya Khanza lirih
"Perasaan apa?"
"Khanza juga sakit Abah, Khanza menyukai mas Azzam sejak lama,tapi kalau memang mas Azzam bukan ditakdirkan untuk Khanza,aku bisa apa Abah?" Ucap Khanza dengan lelehan air matanya yang mulai membasahi pipinya
"Kamu ini cuma bicara saja, kamu seperti tidak ada niat mengambil hatinya Azzam, ya pantas saja Azzam lebih menyukai gadis lain" ucap kyai Latief acuh
"Abah...."
"Tidak usah membantah, Abah akan tetap memaksa Azzam untuk menikahi kamu," ucap kyai Latief final
"Khanza gak mau Abah," bantah Khanza lirih
"Abah tidak memerlukan persetujuan kamu" lalu kyai Latief segera meninggalkan Khanza yang menangis semakin kencang
Khanza menyukai Azzam bahkan sudah pada tahap mencintai,namun kalau harus merebut Azzam dari wanita yang telah dinikahinya dia tidak mau,
Khanza juga tidak ingin diduakan atau menjadi yang kedua
Apakah abahnya tidak bisa mengerti perasaannya sedikit saja?*****
Azzam terbangun terlebih dahulu ketimbang Syafa,tidak biasanya
Namun ia tahu mengapa istrinya bisa bangun terlambat
Semalam Zian terbangun karena mimpi buruk dan menangis selama hampir setengah jam dan terus saja memanggil mamanya
Ia tidak mau disentuh siapapun, termasuk Azzam
Mungkin karena sudah terbiasa bersama mamanya ia jadi tidak bisa ditenangkan
Namun Azzam sangat bersyukur bisa menikahi gadis seperti Syafa
Gadis itu ternyata cukup lihai dalam menenangkan tangisan anak kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
MasyaAllah, mas suami!
Cerita Pendek-Cerita hanya fiktif belaka dan tidak nyata,apabila ada kesamaan nama,tokoh,karakter,organisasi mohon maaf yang sebesar besarnya- "Apakah kamu bisa menganggap Zian sebagai anakmu sendiri?" -muhammad Azzam Al-Hafidz "maaf mas,aku belum bisa mengangga...