!!WARNING!!
Cringe(?), typo bertebaran, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~
.
.
..
.
.Karena kejadian kemarin, Solar memutuskan untuk pergi ke sekolah duluan meninggalkan Duri. Ia tidak mau menunggunya sehingga harus berlari dan menerobos kerumunan para murid.
Sesampainya di sekolah, Solar berjalan melewati lorong sekolah yang hanya dilalui satu atau dua murid saja. Lalu, menaiki anak tangga satu persatu. Di lorong depan kelasnya, ia berjumpa dengan temb—Hali, yang sedang membawa tong sampah penuh dengan satu tangan. Tangan kanannya tidak bisa membantu karena masih digips. Sehingga langkahnya menjadi tidak seimbang karena berat satu sisi di sebelah kiri.
Solar yang berpapasan dengan Hali acuh tak acuh dan hanya melewatinya begitu saja. Berpikir ia tidak perlu membantunya karena hari ini bukanlah hari tugas piketnya. Tetapi, membayangkan Hali yang akan turun melewati tangga, mungkin tong itu akan terguling jatuh dan sampahnya berceceran. Dan bisa saja ada yang melihatnya lalu berkunjung ke kelasnya menanyakan kenapa tidak ada yang membantu Hali. Karena hari masih pagi, pasti belum banyak murid yang datang. Dan bisa jadi Solar menjadi tersangka yang tidak memiliki rasa simpati untuk membantu temannya.
Tidak mau hal itu terjadi, dengan kecepatan cahaya, Solar meletakkan tas di bangku lalu mengejar Hali yang belum begitu jauh dari kelasnya.
"Li!" panggil Solar berteriak membuat sang empunya nama berhenti dan menengok ke belakang.
Kesempatan itu tidak disia-siakan. Solar langsung menarik satu sisi tong lainnya. "Biar kubantu."
"Gak perlu."
"Tinggal bawa dan diam, susah amat."
Tanpa perdebatan panjang, mereka berdua pun berjalan dengan diam sambil membawa tong sampah itu ke belakang sekolah. Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara.
Solar yang ikut diam merasa cukup was-was. Matanya diam-diam melirik ke arah Hali. Bukan tanpa alasan. Itu karena di pipi kiri Hali ditutupi perban dan plester.
Merasa diperhatikan, Hali melirik ke arah Solar. Perbuatan Solar terpergok Hali tanpa ia bisa hindari.
"Apa?" tanya Hali dingin dan tajam seperti es yang runcing.
"Ah, kenapa dengan pipimu?" Sudah terlanjur terpergok, Solar langsung mengutarakan rasa penasarannya.
"Kejedot pintu."
Kejedot pintu? Sejak kapan kejedot pintu itu di pipi?! pikir Solar terheran-heran dengan anak merah satu itu. Walau merasa aneh, Solar tidak lanjut bertanya karena sepertinya sang lawan bicara tidak akan benar-benar menjawabnya dengan serius.
Sesampainya di belakang sekolah, mereka berdua membuang isi dari tong sampah ke dalam bak sampah besar. Setelah selesai, mereka kembali ke kelas dengan Hali yang membawa tong itu sendirian. Sedangkan Solar berjalan mengikuti Hali dari belakang.
Tanpa disangka-sangka, Hali berhenti mendadak membuat Solar yang di belakangnya terkejut dan ikut berhenti.
Sebelum Solar membuka suara protes, Hali menoleh ke belakang dengan menatapnya tajam. "Kuharap kau merahasiakan kejadian kemarin."
Solar terdiam. Dia berusaha mengingat kejadian yang ia lakukan kemarin. "Apakah ... kejadian di perpustakaan kemarin?"
"Ya." Hali berbalik untuk melanjutkan perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔
Fanfiction[Completed] [Side Story Coming Soon] Solar dan Duri adalah sepasang teman dengan hubungan yang sangat baik. Tapi, semua itu berubah saat Duri mengajak Solar pindah kelas. Owh, meninggalkan kelas unggulan memanglah bukan perkara sulit. Namun, bukan i...