Chapter 8

755 100 3
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~








Tap ... Tap ... Tap ...

Suara langkah kaki yang berjalan beriringan. Panas matahari tidak terlalu menyengat karena hari sudah menjelang sore. Angin yang berhembus cukup kencang untuk bermain layang-layang.

Sore ini, sehabis melaksanakan shalat Ashar, mereka—Solar, Ice, dan Gempa—melakukan kerja kelompok di rumah Solar. Mengerjakan bagiannya masing-masing, menciptakan keheningan di ruangan yang cukup luas itu. Kecuali seseorang yang hanya duduk lalu meletakkan kepalanya di atas meja. Bosan, matanya mulai berat. Perlahan-lahan kelopak mata itu tertutup.

"Hei! Kita lagi kerja kelompok! Jangan molor, Kulkas!" bentak Solar yang kesabarannya sudah di ujung tanduk. Sedari tadi ia sudah menahan kekesalannya melihat Ice yang hanya berleha-leha sedangkan ia dan Gempa tengah mengerjakan tugas.

Kelopak mata itu tidak jadi menutup. Membuka perlahan matanya yang sayu. Menampilkan bola mata berwarna biru laut yang jernih. Sudah pasti banyak perempuan yang akan terpesona dengan keelokan matanya, belum lagi dengan wajahnya yang rupawan.

(Na-chan : Teruskan halumu, Nak)

"Woi! BANGUN!" teriak Solar dengan amarah yang sudah pun memuncak akibat mata Ice yang kembali menutup.

"Ish, apa sih?! Ganggu orang mau tidur aja." Akhirnya bentakan Solar yang kedua berhasil membuat beruang kutub terbangun dari hibernasinya. Mengangkat kepalanya lalu menutup mulutnya yang menguap.

"Tidur apa?! Kita lagi kerja kelompok! Kau malah tidur!"

"Kan aku sudah mengerjakan bagianku."

"Kerja yang lainnya kek! Kayak gak ada kerjaan!"

"Emang."

Tarik napas .... Hembuskan .... Afgks@#$%\=!

"Tugas kita enggak hanya merangkum, Ice. Kita harus membuat laporannya dalam bentuk makalah," ujar Gempa menengahi perdebatan diantara kedua temannya. "Kita ketik lalu di-print."

"Tulis tangan aja cukup, kan?" saran Ice sambil menopang dagunya.

Sayangnya, tulisanmu kek cakar ayam, Kulkas! Solar membatin menahan kekesalannya yang tampak dari pensil yang digenggamnya semakin erat. Mungkin jika dibiarkan, pensil itu akan patah.

"Iya, tapi kita juga harus kirim dalam bentuk file."

"Ribet amat. Kalo gitu, aku kerjakan yang mana?"

"Mungkin yang mudah saja. Kamu ketik bagianmu saja, kan tinggal disalin."

"Gak punya laptop."

"Pake aja punyaku. Aku mau cari gambarnya dulu," kata Gempa sambil menyerahkan laptopnya ke hadapan Ice. Tanpa perlu waktu lama, Ice sudah fokus dengan benda datar di hadapannya. Tangannya menari dengan lincah di atas keyboard.

Gempa lalu melanjutkan bagiannya sambil sesekali melirik temannya sudah kembali ke dunianya masih-masing. Tersenyum lega. Akhirnya kedua temannya ini akur, walau sementara.

"Punya makanan gak, Lar?" tanya Ice beberapa saat kemudian. Matanya masih menatap cahaya dari laptop yang di depannya.

'Lar', lagi!

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang