Chapter 30

642 87 17
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran(?), dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~






























Flashback
Ice POV

Seperti biasa, hari ini aku menunggu ibuku pulang. Duduk di lantai kamar berukuran kecil layaknya kos-kosan pada umumnya, sambil membolak-balik halaman buku medis ibu. Tidak semua kata di dalam buku itu aku paham. Apalagi istilah-istilah bahasa asing. Aku anak empat tahun, baru belajar membaca. Yang aku lihat dari buku itu pun hanya gambar-gambar organ-organ tubuh.

Sesekali aku melirik ke arah jendela. Sinar matahari dibalik tirai jendela mulai meredup. Entah karena tertutup awan atau karena akan terbenam. Yang pasti, bukan itu tujuanku melihat ke arah jendela. Melainkan menunggu sosok yang akan berdiri di depan pintu.

Di detik berikutnya, sosok itu benar-benar datang sambil membuka pintu. Aku langsung lari terbirit-birit ke arah pintu. Sosok itu, ibu, yang sudah masuk ke dalam kamar kemudian membentangkan tangannya menangkapku yang berlari ke arahnya lalu menarikku dalam pelukannya. Dekapan ibu terasa hangat. Walau bau keringat sehabis kerja tercium menyengat dari badannya, aku tidak peduli. Aku ingin terus merasakan ini.

~o0o~

Aku mengintip dari balik pintu lemari. Seperti sebuah rutinitas, lagi-lagi aku melihat satu pemandangan tidak mengenakkan dari celah-celah pintu. Seorang pria datang sambil marah-marah pada ibu. Ibu balik marah saat sang pria meninggikan suaranya. Sehingga terjadi pertengkaran di antara keduanya. Karena tak tahan, ibu lalu mendorong paksa pria itu keluar dari kamarnya. Ibu langsung mengunci pintu walau si pria terus berteriak-teriak di depan pintu. Kemudian teriakan itu berangsur-angsur menghilang. Setelah sepenuhnya menghilang, ibu langsung merosotkan diri sambil memeluk lututnya dan menelungkupkan kepalanya.

Aku tak tega. Kubuka perlahan pintu lemari agar tidak menimbulkan suara berisik, lalu keluar dari tempat persembunyianku. Aku berjalan perlahan lalu memeluk ibu yang sedikit terisak.

"Ayah nakal! Nanti Ice bakal pukul Ayah biar enggak bikin Ibu nangis lagi," ujarku mendengus sambil mengelus punggung ibu perlahan.

Suasana menjadi sangat hening setelah aku berkata begitu. Udara bahkan terasa mendingin di punggungku. Tak lama kemudian, sebuah tangan besar menyentuh lembut punggungku, lalu diusapnya perlahan. Terasa hangat.

"Terima kasih ya, Ice," ibu balik memelukku.

~o0o~

"Ice, ayo main!" ajak ibu sembari berbalik ke arahku. Tangannya menutup laptop di hadapannya yang baru saja mati. Buku-buku tebal ibu juga ikut ditutup lalu dirapikan di rak buku. "Mumpung kamu lagi ulang tahun!"

"Ibu gak sekolah?" tanyaku memandang heran.

"Tidak! Hari ini ibu tidak ada jadwal kuliah!"

"Terus, nanti ibu gak kerja?"

"No! Lesnya libur. Jadi tidak ada jadwal les!"

"Oke, ayo main!" Aku berhenti memainkan puzzle yang sudah selesai aku satukan dari tadi. "Tapi, main apa?"

"Kita jalan-jalan keluar, yuk!"

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang